Dahulukan Yang Utama, Covey (2001 :
151-161)
Mendahulukan
yang utama adalah soal belajar menentukan prioritas dan mengatur waktumu
sehingga yang penting didahulukan, bukan ditunda. Tetapi kebiasaan ini sih
lebih dari sekedar mengatur waktu. Mendahulukan yang utama juga soal belajar
mengatasi ketakutanmu dan bertahan disaat-saat yang sulit. Mendahulukan yang
utama itu dalam hidup tentu cukup sulit. Kita bisa punya sederet sarana serta
niat baik, tetapi melaksanakannya, sulit.
Pernahkah
kamu mengamas koper dan memperhatikan masih berapa banyak lagi yang bisa kamu
muat kedalamnya kalau kamu rapihkan dan atur pakaian-pakaianmu ketimbang asal
memasukannya kedalam kopermu? Sungguh mengejutkan. Begitu juga dengan
kehidupanmu. Semakin baik kamu menata dirimu, semakin banyak yang bisa kamu
kemas kedalam hidupmu. Lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman-teman, lebih
banyak waktu untuk sekolah, lebih banyak waktu untuk diri sendiri, lebih banyak
waktu untuk hal-hal yang utama bagi mu.
Saya ingin menunjukan suatu model menakjubkan yang
disebut kuadran waktu yang bisa membantumu mengemas lebih banyak (tertama
hal-hal yang panting). Kuadran waktu ini terdiri dari dua unsur utama, yaitu
“panting” dan “mendesak”.
Penting
merupakan hal-ha yang penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang
berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu.
Mendesak merupakan hal-hal yang menekan, yang menuntut
perhatian seera. Secara umum, kita habiskan waktu kita dalam empat kuadran
waktu yang berbeda.
1. Kuadran
1 (penting-mendesak)
Orang-oranga di kuadran
ini adalah orang-orang yang suka menunda-nunda. Contohnya seperti:
·
Ujian besok.
·
Teman terluka.
·
Terlambat masuk ekrja.
·
Proyek yang harus diselesaikan hari ini.
·
Mobil mogok.
Perkenalkan
orang yang suka menunda-nunda, yang berlama-lama di kuadran 1. Mungkin kamu
kenal dia. Motonya adalah “aku akan berhenti menunda-nunda—nanti”. Jangan harap
ia mau mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian hingga malam terakhir. Dan
jangan harap ia mau meluangkan waktu mengisi bensin; biasanya ia terlalu sibuk
menyetir. Orang yang suka menunda-nunda kecanduan kemendesakan. Ia suka
menunda-nunda hingga menjadi krisis. Tetapi ia suka seperi itu karena
mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Malah,
otaknya otaknya takkan bekerja sebelum ada sesuatu keadaan darurat. Ia bisa
sukses dibawah tekanan. Merencanakan sebelumnya adalah mustahil bagi orang yang
suka menunda-nunda, karena itu akan merusak keseruan mengerjakan segalanya pada
menit-menit terakhir.
Akibat
kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 1 adalah:
·
Stress dan kecemasan.
·
Kelelahan.
·
Prestasi yang biasa-biasa saja.
2. Kuadran
2 (penting-tidak mendesak)
Orang-orang yang ada di
kuadran ini adalah orang-orang yang suka menentukan prioritas. Contohnya
seperti:
·
Merencanakan dan menentukan sasaran.
·
PR yang harus selesai dalam minggu ini.
·
Olahraga teratur.
·
Membina hubungan.
·
Relaksasi.
Ini
adalah kuadran kesempurnaan tepat dimana kita ingin berada. Kegiatan-kegiatan
kuadran 2 penting. Tetapi apakah kegiatan-kegiatan kuadran 2 mendesak? Tidak!
Dan itulah sebabnya kita sulit mengerjakannya. Perkenalkan orang yang suka
menentukan prioritas. Walaupun ia sama sekali bukan orang sempurna, ia pada
dasarnya mawas diri. Ia periksa segala yang perlu sikerjakannya lalu menyusun
prioritas, memastikan segala hal yang utama baginya terlaksana duluan dan
hal-hal yang kurang penting baginya terlaksana terakhir. Karena ia punya
kebiasaan sederhana tetapi ampuh untuk merencanakan dulu, biasanya ia mampu
untuk mengendalikan segalanya.
Akibat
hidup di kuadran 2:
·
Hidupmu terkendali.
·
Keseimbangan.
·
Prestasi tinggi.
3.
Kuadran 3 (tidak penting-mendesak)
Orang-orang
yang hidup di kuadran 3 adalah orang-orang yang “yes man”.
Contohnya seperti:
·
Telepon yang tidak penting.
·
Interupsi.
·
Mesalah kecil orang lain.
·
Tekanan sesama.
Kuadran
3 ini dicirikan oleh berusaha menyenangkan orang dan menanggapi semua keinginan
mereka. Kuadran 3 ini menipu karena hal-hal yang mendesak tampaknya penting.
Sebenarnya, sering kali tidak. Perkenalkan orang yes man di kuadran 3, yang sungguh
sulit mengatakan tidak kepada apapun atau siapapun. Ia begitu berusaha
menyenangkan semua orang sehingga biasanya ia akhirnya malah tidak menyenangkan
siapapun, termasuk dirinya sendiri. Ia sering kali takluk kepada tekanan sesama
karena ia suka menjadi popular dan tidak mau lain dari pada yang lain. Motonya
adalah “besok, aku akan bersikap lebih asertif—kalau kamu tidak keberatan”.
Akibat
kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 3 adalah:
·
Reputasi sebagai “tukang menyenangkan
orang”.
·
Kurang disiplin.
·
Merasa seperti keset kaki bagi orang
lain yang menginjak-injak.
4. Kuadran
4 ( tidak penting-tidak mendesak)
Orang –orang yang hidup
di kuadran 4 adalah orang-orang yang pemalas.
Contohnya seperti:
·
Terlalu banyak nonton tv.
·
Ngobrol tiada habis-habisnya di telepon.
·
Terlalu banyak main games.
·
Marathon dari mall ke mall.
·
Buang-buang waktu.
Perkenalkan
si pemalas yang berlama-lama di kuadran 4.
Ia senang segala sesuatunya yang berlebihan. Seperti terlalu banyak
nonton, banyak tidur, banyak main video games, banyak lihat internet. Ia
benar-benar pemalas professional. Tidur sampai siang kan butuh keterampilan. Ia
benar-benar suka buku komik.malah, ia bisa baca lusinan komik dalam seminggu.
Ia tidak pernah punya pekerjaan. Pergi nonton, ngobrol lewat internet, atau
mejeng saja adalah bagian dari gaya hidup yang sehat.
Akibat
hidup dalam kuadran 4 adalah:
·
Kurang bertanggung jawab.
·
Rasa bersalah.
·
Malas.
referensi:
Covey, Sean (2001) The
7 Habits, Jakarta: Binarupa Aksara
0 komentar:
Posting Komentar