Keberhasilan
komunikasi dalam suatu tim atau organisasi
A. HUBUNGAN KOMUNIKASI
Untuk mencapai tujuan
suatu organisasi, diperlukan adanya suatu proses komunikasi yang dapat
mentrasfer pesan-pesan dari pengirim ke penerima pesan. Secara umum, komunikasi
mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi:
1.
Komunikasi memungkinkan orang-orang
untuk saling bertukar informasi.
2.
Komunikasi membantu menghubungkan
sekelompok anggota dalam organisasi yang terpisah dari anggota lainnya.
Umumnya, organisasi
sangat terganggu pada komunikasi untuk mencapai tujuannya. Penelitian yang dilakukan
oleh J. Michael Sproul menunjukan bahwa, orang-orang dalam organisasi
menggunakan 69 persen dari hari-hari kerja mereka dengan menggunakan komunikasi
verbal, baik itu berbicara, mendengar, menulis ataupun membaca. Tetapi, tidak
berarti bahwa bentuk komunikasi yang lain. Yaitu komunikasi nonverbal tidak
penting bagi suatu organisasi.
Berikut ini akan
diuraikan beberapa kegiatan organisasi yang berkaitan dengan pertukaran
informasi.
a.
Menetapkan tujuan.
Tujaun
organisasi dapat didefinisikan dalam arti keuangan (finansial), mutu produk,
penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau memberikan kepuasan pelayanan kepada
pelanggan. Dalam menetapkan berbagai macam tujuanorganisasi tersebut, sangat
diperlukan informasi atau komunikasi antar unit yang ada dalam organisasi
tersebut
b.
Membuat dan melaksanakan keputusan
Untuk
membuat keputusan-keputusan yang mendukung tujuan organisasi, mereka harus
mengumpulkan fakta-fakta agar dapat melakukan penilaian terhadap berbagai
piliahan/alternative yang ada, dengan cara membaca, bertanya kepada orang lain,
dan sebagainya, bila suatu keputusan telah diambil, keputusan tersebut harus
dilaksanakan, dan hal ini memerlukan lebih banyak komunikasi.
c.
Mengukur prestasi kerja
Untuk
mengukur prestasi kerja suatu organisasi secara menyeluruh sangat diperlukan
terjalinnya komunikasi yang baik antarunit yang ada dalam organisasi tersebut.
d.
Merekrut dan mengembangkan staf
Jika
suatu perusahaan ingin merekrut seseorang, ia harus mengumumkan secara terbuka,
menilai resume, dan melakukna wawancara untuk menduduki jabatan yang tersedia.
Selanjutnya, karyawan baru perlu diperkenalkan dengan stef organisasi.
e.
Pelayanan pelanggan
Semua
organisasi akan berhubungan dengan para customer (internal dan eksternal) atau
pelanggannya dengaan menggunakan komunikasi, baik dalam bentuk formal maupun
nonformal. Harga yang tertera pada suatu produk, nama kelompok produk yang
tertulis dalam rak-rak, dan berbagai macam bentuk symbol seperti dilarang
merokok, arah panah, dan sejenisnya juga merupakan bentuk komunikasi yang
mungkin digunakan oleh suatu organisasi dalam berhubungan dengan pelanggan atau
konsumennya.
f.
Negosiasi dengan pemasok
Untuk
mendapatkan harga produk yang baik, manajemen dalam suaut perusahaan perlu
mengadakan negosisasi dengan pemasok maupun pemberi pinjaman. Melakukan
negosiasi dengan berbagai pihak dan menyampaikan laporan perkembangan suatu
perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan, tentu saja memerlukan
komuniaksi yang dapat memuaskan kedua belah pihak yang sedang bernegosiasi.
g.
Membuat produk
Untuk
menuangkan ide atau gagasan mengenai produk baru,kemudain menempatkannya dalam
proses produksi, sampai akhirnya menjadi suaut produk yang siap dipasarkan,
diperlukan komunikasi. Baik komunikasi antara manajer dengan karyawan, antara
karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya, atau antara bagian pemasaran
dengan para pelanggan. Dengan kata lain, proses produksi erat kaitannya dengan
komunikasi.
h.
Berinteraksi dengan peratuan yang ada
Komunikasi
bukan saja terjadi dalam tubuh perusahaan, tetapi juga antara perusahaan dengan
pemerintah. Sebagai wakil masyarakat, pemerintah sudah seharusnya melindungi
kepentingan masyarakat. Untuk itulah, pemerintah menyusun peraturan yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat luas dari tindakan sewenang-wenang
perusahaan.
B. POLA KOMUNIKASI
Bagaimana pola
komunikasi terjadi dalam suaut organisasi?
Secara umum, pola
komunikasi (patterns of communications) dapat dibedakan ke dalam saluran
komunikasi formal (formal communications channel) dan saluran komunikasi
nonfrmal (informal communications channel).
1.
Saluran komunikasi formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan nampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
pimpinan kepada bawahan maupun dari manajer kepada karyawan, maka ola
tranformasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari
bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Selanjutnya,
akan dibahas mengenai keterbatasan komunikasi formal (Montana, 1993; Green,
1985).
a. Komunikasi
dari atas ke bawah
Secara sederhana, transformasi informasi
dari pimpinan dalam semua level ke bawah merupakan komunikasi dari atas ke
bawah ( top-down atau downward communications ). Aliran
komunikasi dari atas ke bawah tersebut, umumnya terkait dengan tanggung jawab
dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Komunikasi dari atas ke bawah
tersebut dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi secara lisan dapat
berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan,
atau dapat juga dalam bentuk pertemuan kelompok. Disamping itu, komunikasi dari
atas ke bawah dapat berbentuk tulisan seperti memo, manual pelatihan, kotak
informasi, surat kabar, majalah, papan
pengumuman, buku petunjuk karyawan, maupun bulletin.menurut Katz dan Kahn,
komunikasi dari atas ke bawah memiliki lima tujuan pokok, yaitu:
Untuk memberikan pengarahan atau
intruksi kerja tertentu.
Untuk memberikan informasi mengapa suatu
pekerjaan harus dilaksanakan.
Untuk memberikan informaasi tentang
prosedur dan praktik organisasional.
Untuk memberi umpan balik pelaksanaan
kerja kepada para karyawan.
Untuk menyajikan informasi mengenai
aspek ideology dalam membuat organisasi menanamkan tentang tujuan yang ingin
dicapai.
Salah
satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah
kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yang
ditunjukan ke para bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para
bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.
b. Komunikasi
dari bawah ke atas
Dalam suatu organisasi, komunikasi dari
bawah ke atas ( botton-up atau upward communications ) berarti alur
informasi berawal dari bawahan menuju ke atas. Informasi mula-mula berasal dari
karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi,dan
akhirnya ke manajer umum.
Untuk mencapai keberhasilan komunikasi
dari bawah ke atas, para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya kepada
para bawahannya. Kalua tidak, informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan
bermanfaat baginya, Karena yang muncul hanyalah rasa curiga atau ketidak
percayaan terhadap informasi tersebut.
Salah satu kelemahan komunikasi dari
bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi
(laporan) yang baik-baik saja (ABS/Asal Bapak Senang), sedangkan informasi yang
agaknya mempunyai kesan negative atau tidak disenangi oleh manajer cenderung
disimpan dan tidak disampaikan.
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan
karena para bawahan beranggapan bahwa dengan hanya melaporkan hal yang
baik-baik saja, ia dapat menjaga atau menyalamatkan posisinya, serta
mendapatkan rasa aman dalam suatu organisasi tersebut. Seorang bawahan umumnya
tidak ingin prestasi kerjanya dinilai tidak berhasil atau gagal total. Sehingga
mereka memilih tidak melaporkan kegagalan tersebutsama sekali.
c. Komunikasi
horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering
disebut juga dengan istilah komunikasi lateral (lateral communications) adalah komunikasi yang yang terjadi antara
bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi.
Tujuan informasi horizontal antara lain untuk melakukan persesuaian,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kwpada bagian atau departemen yang
memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi secara horizontal menjadi penting
artinya manakala masing-masing bagian atau departemen dalam suatu organisai
meiliki tingkat saling ketergantungan yang cukup besar. Teta[I jika
masing-masing bagian dapat belerja sendiri-sendiri, maka komunikasi horizontal
akan minim jarang dipakai.
d. Komunikasi
diagonal
Benrtuk komunikasi yang satu ini memang
agak lain dari beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasidiagonal ( diagonal communikcations ) melibatkan
komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah
komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer
produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan bagian
akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian penelitian.
Bentuk komunikasi ini memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya adalah:
Penyebaran informasi bisa menjadi lebih
cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
Memungkinkan individu dari berbagai
bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Disamping
kebaikan atau keuntungan, komunikasi diagonal ini juga memiliki kelemahan.
Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat
mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Di samping
itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan
secara efektif.
e. Keterbatasan
komunikasi formal
Dilihat dari sudut pandang individual
(perseorangan), komunikasi formal sering membuat frustasi atau menjengkelkan
bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam
proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi bersar, untuk dapat
berkomunikasi dengan manajer puncak harus lebih dahulu melalui lapisan manajer
yang ada di bawahnya. Artinya, banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat
berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
2.
Saluran informasi informal
Dalam
jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi tanpa
mempedulikan jenjang hierarkhi, pangkat, dan kedudukan/jabatan, dapat
berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbicarakan biasanya
bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, keluarga,
anak-anak, dunia olahraga, music, acara film, sinetron TV, kadangkala mereka
juga berbicara hal-hal yang berkaitan sengan situasi kerja yang ada dalam
organisasinya. Lebih lanjut, banyak orang yang lebih percaya desas-desus atau
rumor yang didapat dari komunikasi informal sebagai sumber informasi dalam
sutau prganisai. Meraka kadangkala tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap
informasi yang berasal dari para manajer suatu organisasi.
C. CARA MENGELOLA KOMUNIKASI
Ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam hal mengelola komunikasi, pertama:
bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin; kedua: bagaimana menangani krisis komunikasi. Kedua hal tersebut
dapat dijelaskan berikut ini.
a. Penanganan
pesan-pesan rutin
Dalam organisasi besar, pada umumnya
volume pesan-pesan (tertulis) adalah lebih banyak dari pada dalam organisasi
yang berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan perhatiannya kepada
bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit)
dari kegiatan komunisi dengan biaya (cost)
tertentu. Untuk dapat memaksimumkan manfaat dan meminimumkan biaya tersebut,
manajer perlu mamperhatikan berbagai hal berikut.
Mengurangi jumlah pesan.
Instruksi yang jelas.
Mendelegasikan tanggung jawab.
Melatih petugas.
b. Penanganan
krisis komunikasi
Mengelola arus pesan-pesan bisnis dari
hari ke hari adalah suatu hal yang biasa, tetapi tes keterampilan komunikasi
yang sebenarnya adalah pada saat munculnya krisis komunikasi dalam suatu
organisasi. Mengapa demikian? Semakin besar tantangan atau resiko yang harus
dihadapi, semakin tinggi tingkat kemampuan atau keterampilan yang dibutuhkan.
Krisisi komuniksi ini merupakan suatu ajang uji coba keterampilan yang cukup
menantang.
Dalam suatu situasi krisis komunikasi,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
Siapkan tim yang terampil/cekatan dalam
penanganan krisis.
Usahakan manajemen puncak segera
bertindak pada saat krisis terjadi.
Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai
representasi perusahaan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik
komunikasi.
Caritakan suatu kejadian secara
menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang salah segera mohon maaf.
Tunjukan keseriusan perusahaan, bukan
saja melalui pernyataan tetapi juga melalui tindakan nyata.
D. MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
Bila
anda tahu dinamika komunikasi, anda akan dapat membaca secara akurat apa yang
sedang terjadi di dalam suatu organisasi. Pada saat yang sama, anda dapat
menyesuaikan pesan-pesan anda sendiri dengan menggunakan jaringan komunikasi
untuk mendapatkan manfaat yang terbaik.
Disamping
itu, keterampilan komunikasi, keterampilan membeca, menulis, mendengar, dan
berbicara adalah sangat penting dan di utamakan oleh para pimpinan suatu
perusahaan. Keterampilan anda dalam berkomunikasiakan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan anda dalam dunia bisnis.
Beberapa
keterampilan khusus diperlukan dalam komunikasi bisnis adalah:
Membaca.
Mendengar.
Percakapan menarik.
Wawancara.
Berdiskusi dengan kelompok-kelompok
kecil.
Berpidato dan presentasi.
Menulis surat, memo, dan laporan.
Cara
tebaik untuk meningakatkan kemampuan berkomunikasi adalah melalui
latiha-latihan atau praktik-praktik. Seseorang yang telah menulis sepuluh buah
laporan biasanya adalah lebih baik daripada mereka yang hanya menulis dua buah
laporan. Anda belajar dari pengalaman, dan pelajaran yang paling penting dari
pengalaman anda adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan yang pernah anda
lakukan atau dilakukan orang lain.
Referensi
:
Purwanto,
Djoko. Komunikasi Bisnis. Surakarta: Penerbit Erlangga, 2003
0 komentar:
Posting Komentar