Cute Rocking Baby Monkey

Selasa, 28 April 2015

kisah sedih ku "kepergian ibu tercinta"



Hari itu, tepat tanggal 28 oktober 2014. Hari dimana para pemuda mengikrarkan sumpah pemuda. Tapi bagi ku, tanggal 28 oktober memiliki historis yang berbeda. Tepat tanggal 28 oktober 2014 aku pergi meninggalkan keluarga ku ke Bandung untuk melanjutkan study ku di politeknik negeri bandung. Aku tak bisa membendung air mata ku. Kesedihan karena perpisahaan lah yang menyelimuti ku. Namun berbeda dengan kedua orangtua ku, terutama ibunda tercinta. Aku tak melihat wajah kesedihan terpancar di raut wajahnya. Yang aku lihat adalah senyuman darinya. Senyuman bangga melihat anaknya bisa kuliah di dalam keadaana ekonomi yang serba pas-pasan.
28 oktober 2014. Ya,,, itu lah hari terakhir aku melihat dan mencium tangan kedua orang tua ku untuk sementara waktu aku pergi menuntut ilmu.
Jam, menit, detik…. Lambat laun berganti menjadi minggu dan bulan.. Tak tersana aku sudah 1 bulan berada di kota kembang (bandung). Hingga suatu saat aku merasakan ada hal yang tidak mengenakan hati. Setiap malam terbayang-bayang akan keluarga di rumah (riau). Aku tahu akan ada sesuatu yang tidak beres. Malam-malam ku dihantui dengan bayang-bayang itu. Sejak itu, aku sangat merasa ketakutan jika ada keluarga ku yang menelpon aku. Yang aku harapkan hanyalah belas kasihan dari allah swt agar tidak terjadi apa-apa.
Awal desember 2014, aku sangat ingin pulang untuk berjumpa dengan keluarga ku. Karena pada saat itu aku sudah cuti hingga masuk awal perkuliahan semester 2. Namun rencana pulang itu gagal karena praktek small business project yang dimajukan. Yang aku nanti-nantikan hanyalah liburan lebaran. Aku sangat menanti hari itu dimana aku bisa berkumpul dengan keluarga besar ku.
Tepat 24 april 2015, hari dimana polban ulang tahun yang ke 33. Dan tepat 1 bulan menjelang hari ulang tahun ku yang ke 20. Dipagi hari itu aku sedang mengerjakan tugas yang akan di kumpul sebelum sholat jumat. Ketenangan itu tiba-tiba berubah 180 derajat menjadi ketegangan. Aku syok berat karena hal yang aku takutkan selama ini terjadi. Hp ku berdering tertanda ada panggilan dari bibi ku. “wan,,, awan pulang sekarang ya wann,,, awan pulang sekarang yaa,,, awan pulang sekarang kalau mau lihat ema…” dengan nada rendah dan terbatah-batah.. aku syok dan tak bisa melakukan apa-apa hingga 2 jam. Hingga akhirnya aku berpikir untuk melakukan shalat gaib. Selepas sholat gaib aku langsung pulang ke pekan baru melalui pesawat di Jakarta karena pada hari itu penerbangan dari Bandung di tutup bertepatan dengan KAA-60. Namun sayang aku tidak bisa melihat ibu ku untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak menyangka kalau tanggal 28 oktober 2014 aku pergi meninggalkannya untuk sementara menjadi hari terakhir dimana aku melihat dan mencium tangan ibu ku. 3 bulan lagi menjelang hari raya iduel fitri aku akan pulang berlebaran bersama keluarga ku. Namun 3 bulan sebelum idul fitri aku sudah pulang. Bukan pulang untuk berkumpul dengan keluarga besarku. Aku pulang untuk kepergian ibu ku. “Emaaa,,,,, maafkan aku yang tidak ada disaat ema butuh aku. Maafkan aku karena aku tidak ada di saat ema di mandikan, disaat ema disholatkan, disaat ema dikuburkan,,, maafkan aku maa…” kini aku hanya bisa menangis di batu nisan mu. “Aku rindu Ema.. ema yang bahagia di surga ya… kita kumpul lagi di surganya allah”. #Barakallah….
 "hanya doa yang mampu ku panjatkan dikala ku rindu sosokmu IBU"

Minggu, 26 April 2015

PAPER "MENUNBUHKAN MENTAL JUARA MELALUI SOFT SKILL"



MENUNBUHKAN MENTAL JUARA MELALUI SOFT SKILL
ARWAN MULYANA
D-3 ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ABSTRAK
Soft skill merupakan keterampilan hidup untuk menjadi pribadi yang hangat dan lembut. Soft skill memungkinkan anda untuk lebih efektif menggunakan kemampuan teknis dan pengetahuan faktual. Soft skill mencakup spektrum kemampuan dan sifat-sifat manusia yang luas, seperti: kesadaran diri, dapat dipercaya, berhati nurani, mampu beradaptasi, berpikir kritis, bersikap, berinisiatif, berempati, percaya diri, berintegritas, penguasaan diri, kesadaran berorganisasi, bersahabat, berpengaruh, berani ambil risiko, bisa menyelesaikan masalah, punya jiwa pemimpin, memiliki manajemen waktu, dan masih banyak lagi. Seseorang juga dapat belajar menumbuhkan mental juara dalam dirinya melalui soft skill, yaitu salah satunya dengan cara berpikir seperti orang juara. Berfikir seperti orang juara akan membuat anda menjadi juara. Inilah pentingnya mengetahui bagimana memupuk sikap juara. Seseorang akan memiliki rasa optimisme dan kepercayaan diri yang tinggi jika orang tersebut berpikiran dan memiliki mental juara. Seseorang yang bermental juara akan mengantarkan orang tersebut kepada jalan kesuksesan. Baik itu sukses dalam belaja di sekolah atau kampus, maupun sukses dalam dunia kerja. Seseorang yang bermental juara dapat bersaing dimana pun ia berada. Oleh sebab itu, sangat penting menerapkan soft skill pada diri kita untuk mencapai kesuksesan.
Keyword: soft skill, sikap juara.
Kendalikan Diri Anda, Klaus ( 2012 : 11-14)
“climb every mountain / ford every stream / follow every rainbow /till you find your dream.” Apakah lirik lagu ini terdengar akrab di telinga anda? Kadang-kadang ketika menghadiri konferensi untuk para profesional, saya merasa seperti sedang berada di dalam sebuah pertunjukan drama kolosal The Sound Of Music. Para pembicara motivasional berteriak dari atas podium, “kejar keinginan anda! Jika anda memikirkannya, anda akan memperolehnya.” Saya berjanji , kalau saya mendengar satu orang lagi mengatakan seperti itu, saya akan pergi ke puncak gunung di swiss. Mungkin ini lah alasan mengapa saya mengenal dengan sangat baik orang-orang yang berkata kepada saya seandaianya saja mereka lebih awal menyadari bahwa bersemangat pada suatu hal bukan berarti secara otomatis akan memiliki bakat atau kecakapan untuk menjadi sukses dalam hal tersebut. Bahkan, memiliki ketiganya (semangat, bakat, dan kecakapan) masih tidak menjamin kesuksesan. Salah satu cara untuk menemukan kebahagian, pekerjaan sejati, atau semua yang benar-benar tidak akan keberatan menghabiskan delapan sampai sepuluh jam setiap hari untuk melakukannya, adalah mengenal diri anda dengan sangat baik.
            Menurut saya, hal yang paling utama adalah periksa diri anda dengan jujur dan cermat. Setelah lebih dari satu dekade membimbing orang pada awal kariernya, saya menemukan dari waktu ke waktu bahwa orang-orang yang tidak pernah menginvestasikan diri berakhir kegagalan dan kesengsaraan. Mereka belum cukup berpikir tentang jenis tugas apa saja yang mereka ingin integrasikan ke dalam kehidupan kerja mereka, atau bagaimana kekuatan dan kelemahan mereka bisa berdampak pada pilihan karier. Itu cukup sederhana, sebenarnya. Mesing-masing dari kita memiliki talenta khusus yang sesuai untuk jenis karier tertentu daripada karier yang lain.jika anda mencari lini pekerjaan yang cocok, anda mungkin akan lebih berkembang. Jika anda mengejar klini kerja yang tidak kompaitbel, anda diharapkan berjuang lebih keras. Dalam rangka mempelajari dimana anda akan paling berkenbang, luangkan waktu untuk mengenal diri lebih baik. Pikirkan hal ini seperti membeli sebuah asuransi khusus yang akan membuat anda tidak begitu mudah terkena sakit hati, kecamasan, stres, dan kehilangan waktu atau uang.
            Ada yang mengatakan, mengetahui apa yang paling cocok dilakukan hanya membuat rumit. Awalnya memang tidak selalu jelas dimana letak kekuatan anda, sehingga diperlukan waktu dan pengalaman untuk mencari tahu. Kadang-kadang memperoleh pelajaran berharga dari memperhatikan kelemahan kira sendiri. Berikut ini ada kasus marta yang berusia tiga puluh delapan tahun.
Pada tahun-tahun awal kariernya, Marta begitu sering berganti pekerjaan sehingga mambuat para pambeli kerja potensia berpikir ia tidak punya komitmen, bertingkah, atau seseorang yang mudah bosan. Bahkan, teman-teman kuliah menjulukinya “Si Katak” akibat seringnya ia berpindah dari satu pekerjaan ke p;ekerjaan lain. Namun, begitu ia memeriksa kekuatan yang dimilikinya, ia mnyadari seuatu yang sangat kuat dari dirinya sendiri: bisa kita namakan “fixer-upper” alias “tukang renovasi” — bukan untuk rumah tua, tetapi bisnis. Saat ia menjelaskan, “saya pernah memegang berbagai posisi manajemen di perusahaan-perusahaan menengah. Setiap kali saya bekerja, saya menghabiskan sejumlah besar waktu mencari cara untuk merombak dan memperbaiki organisasi perusahaan. Begitu segalanya berjalan lancar, saya segera gelisah dan beralih keperusahaan lain dan mencari tantangan berikutnya”.
            Pada awalnya, pola ini membuatnya meragukan kemampuannya untuk tetap pada suatu posisi. Namun, semakin ia memikirkan hal itu, semakin ia menyadari bahwa gairah dan bakatnya yang sesungguhnya bukanlah sebagai menajer tetapi sebagai orang psesialis pengembangan bisnis. Jadi, sebelum kebiasaan gonta-ganti pekerjaan bisa menjadi sebuah masalah karier, ia memutuskan untuk memulai perusahaan konsultan sendiri, yang kini telah tumbuh menjadi sebuah bisnis yang bernilai jutaan dolar.
          Apakah anda baru mulai atau sudah melesat jauh si sepanjang lintasan karier, menjadi dan tetap betahan sukses bergantung tidak hanya pada mengetahui siapa diri anda dan di area mana anda hebat, tetapi juga mengatahui bagaimana cara orang lain menilai anda – bahkan ketika review kinerja anda sedang buruk. Ini berarti anda menerima rangkuman penilaian kinerja tahunan anda atau penilaian 360 derajat (sebuah pendekatan yang menggabungkan umpan balik (feedback) yang komprehensif dari siapa pun yang berinteraksi dengan anda di tempat kerja – kolega, pengawas, anggota tim, klien, dan laporan langsung). Gunakan ini sebagai kesempatan untuk berpikir tentang kompetensi dan prestasi, mengidentifikasi kesenjangan, dan pastikan anda berada dijalur untuk melakukan apa yang ingin anda lakukan. Ya, apa yang anda inginkan! Bukan apa yang ada dalam pikiran pasangan atau bos anda. Selain itu, khususnya ditahun-tahun awalkerja atau selama transisi besar, pertemuan dengan seorang konselor kerier sangat membantu dan menguatkan.
Anda Harus Berintegritas Agar Beruntung, Klaus ( 2012 : 32-34)
Suatu pagi, ketika saya dan suami saya berlibur di Italia bersama teman-teman, kami bertemu kelompok wisatawan amerika lain saat sarapan. Salah satu teman saya bercakap-cakap dengan seorang anggota kelompok itu, seorang dosen bisnis di sebuah universitas besar di California Selatan. Teman saya menanyakan pekerjaannya dan si dosen menjelaskan bahwa ia adalah seorang konsultan pengembangan organisasi dan ia memiliki perusahaan sendiri. Teman saya ingin tahu terus, kali ini menanyakan dimana ia meraih gelar MBA. Ia berkata bahwa ia tidak memiliki satu pun gelar itu — nyatanya, satu-satunya gelar perguruan tunggi yan gia miliki adalah BA dalam psikologi.
“Saya memulainya di dunia nirlaba, dimana saya menjabat posisi manajemen senior,” jelasnya. “setelahanak-anak saya lahir, saya ingin sesuatu yang lebih fleksibel dan mudah seprti melakukan konsultasi proyek. Selama bertahun-tahun, daru sau proyek ke proyek lainnya hingga sekarang, perusahaankecil saya menguntungkan ini telah mengirimkan anak-anak ke perguruan tinggi!” teman saya ini tampak kagum, lalu mengatakan bahwa kisah si professor sangat luar biasa, terutama karena banyak dari rekan-rekannya dengan gelar Ph.D di bidang bisnis memulai praktik konsultasi. Namun, tidak satu pun dari usaha mereka yang bisa melejit. “saya kir anada sangat beruntung,” tutur teman saya.
Salah satu kesalahan terbesar tentang kesuksesan adalah anggapan bahwa kita sukses karena keberuntungan. Saya benci ketika orang melihat apa yang telah saya capai dan mengatakan betapa beruntungnya saya. Keberuntungan tidak hubungannya sengan hal itu, “kata Betsy, seorang eksekutif periklanan brilian yang menjalankan agen periklanan miliknya sendiri di Midwestern, setelah saya menceritakan kepadanya kisah di Italia tadi, “Mohon anda tuliskan dengan jelas di buku anda tentang peran keberuntungan dalam karier seseorang,” pintanya. “Mungkin ketika memenangkan lotre, keberuntunganlah yang sedang berperan. Namun, di dalam bisnis, anda butuh Sembilan kali usaha untk berhasil pada kali yang kesepuluh. Keberhasilan datang karena memiliki sikap yang benar, bkan dari pengaruh magis di luar kendali anda.”
Saya sangat setuju dengan Betsy. Mendapatkan apa yang disebut “keberuntungan” adalah hampir selalu merupakanhasil dari harapan yang diam-diam telah kita tanamkan. Sementara keberhasilan tidak diragukan lagi membutuhkann kerja keras, kesadaran diri, dan bakat, sama pentingnya dengan itu adalah apa yang saya sebut faktor-faktor dari “membuat keberuntungan sendiri”, yaitu: terbuka untuk mengajar ide-ide baru pada orang lain, mendengarkan batin anda, percaya apada akan keberhasilan, meupun mengubah rencana atau prioritas, dan tahu cara mengubah lemon menjadi limun- hal-hal yang lebih sulit untuk diukur dan lebih berdasarkan pada sikap seseorang.
Anda tidak dapat mengundang keberuntungan hanya dengan berangan-angan. Atau seperti yang dikatakn Betsy, anda harus bagus dulu untuk menjadi beruntung Untungnya, dengan sedikit usaha, siapa saja bisa menumbuhkan kebiasaan yang akan membawa lebih benyak keberuntungan ke dalam kehidupan mereka. Jika anda sudah bekerja keras tetapi masih belum berhasil, mungkin sudah waktunya membuat diri anda lebih beruntung.

Anda dapat memulainya dengan bertanya kepada diri sendiri:
·         Apakah anda hanya mengerjakan hal-hal rutin di kantor atau memutuskan untuk menguasai keterampilan baru, mengambil proyek khusus, dan belajar tentang berbagai aspek perusahaan?
·         Bagaimana terakhir kali anda merespons atau suatu kegagalan? Apakah anda mampu mengubah tantangan jadi peluang?
·         Kapan terakhir kali anda mendengar intuisi atau batin dan kapan terkhir kali anda mengabaikannya? Apa hasilnya di setiap situasi itu?
·         Bila anda bertemu orang-orang baru yang menarik, apakah anda membuat tali persahabatan yang tulus dengan mereka dan berupaya untuk tetap berhubungan?
·         Apakah anda benar-benar yakin bahwa anda akan berhasil? Apakah anda mengharapkan ha-hal positif terjadi pada anda? Jika tidak, mengapa tidak?
“Ingat, menjadi beruntung bukanlah hal yang bodoh!”

Bersikaplah Proaktif, Covey (2001 : 77-83)
Manusia bisa bahagia bisa tidak tergantung piihannya sendiri. Kebiasaan pertama jadilah proaktif karena, proaktif adalah kunci untuk membuka segala kebiasaan lainnya, dan itu sebabnya menjadi kebiasaan nomor 1. Kebiasaan 1 bilang, “Akulah sumber pensorong diriku sendiri. Akulah kapten hidup ku. Aku bisa memilih dikap. Akulah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan ataupun ketidak-bahagiaanku sendiri. Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdirku, bukannya penumpang”.
Bersika proaktif adalah awal langkah pertama menuju tercapainya kemenangan pribadi. Coba bayangkan mengerjakan aljabar sebelum menjumlahkan dan mengurangkan! Mana mungkin. Begitu juga dalam melatih kebiasaan.
            Setiap harinya kita punya 100 peluang untuk memilih bersikap proaktif atau reaktif. Setiap saat, cuaca bisa buruk, kamu tidak mendapatkan pekerjaan, adikmu bisa mencuri blus kamu, kamu bisa kalah dalam pemilihan di sekolah, teman-teman kamu bisa ngomongin kamu di belakangmu, seseorang bisa mengata-ngatai mu, orang tua mu bisa melarang kamu menyetir (tanpa alasan yang jelas), kamu bisa mendapatkan surat tilang di kampus, dan kamu bisa gagal dalam ujian. Jadi, kamu bisa apa? Apakah kamu kebiasaan bereaksi terhadap hal-hal yang sehari-hari ini, atau, apakah kamu bersikap proaktif? Ini benar-benar terserah kamu. Kamu tidak perlu bereaksi seperti orang lain atau seperti yang seharusnya menurut orang lain.
            Sudah berapa kalikah seseorang memotong jalanmu, membuatmu harus merem mendadak? Lalu, apa yang kamu perbuat? Apa akamu mengumpat-umpat? Maki-maki? Membiarkan kejadian itu merusak harimu? Tidak bisa tahan kencing? Atau, kamu biarkan saja? Menertawakannya. Lalu jalan terus. Itu sih terserah kamu.
            Orang-orang reaktif membuat pilihan-pilihannya menurut dorongan hatinya. Mereka seperti sekaleng soda. Kalau kehidupan mengocoknya sedikit saja, tekanannya menumpuk dan tiba-tiba mereka meledak.
            Sedangkan orang-orang proaktif membuat pilihan-pilihannya menurut nilai-nilai. Mereka berpikir sebelum bertindak. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi kepada mereka, tetapi mereka bisa mengendalikan reaksi mereka. Tidak seperti orang-orang reaktif yang penuh karbon, orang proaktif adalah ibarat air. Dikocok seperti apapun, dibuka tutupnya, takkan terjadi apa-apa. Takkan terdengar suata mendesis, takkan ada gelembung, takkan ada tekanan, tetap tenang, dingin, dan terkendali.
            Cara untuk memahami cara berpikir proaktif adalah membandingkan respon-respon yang proaktif dengan yang reaktif terhadap situasi sehari-hari.
Kejadian satu:
            Kamu mendengar sahabat terbaikmu menjelek-jelekan kamu di depan suatu kelompok. Ia tidak tahu kalau kamu mendengar percakapannya. Baru lima menit sebelumnya, ia bicara manis-manis di depan kamu. Kamu merasa tersinggung dan dikhianati.

Pilihan Reaktif:
·         Labrak dia. Lalu pukul dia.
·         Depresi berat.
·         Anggap dia pembohong bermuka dua dan jangan mau ajak omong lagi selama dua bulan.
·         Balas jelek-jelekan dia.
Pilihan Proaktif:
·         Maafkan dia.
·         Ajak bicara baik-baik.
·         Jangan digubris dan beri ia kesempatan. Sadarlah bahwa ia punya kelamahan seperti kamu dan bahwa sesekali kamupun ngomongin dia tanpa bermaksud buruk.
Kejadian dua:
            Sudah satu tahun kamu bekerja di toko, dan selama ini kamu sangat setia dan dapat diandalkan. Tiga bulan yang lalu, masuk karyawan baru. baru-baru ini, ia diberikan giliran jaga Sabtu sore, yang kamu nanti-nantikan.
       Pilihan Reaktif:
·         Habiskan separuh waktumu dengan mengeluh kepada semua orang terasuk anjingnya, tentang keputusan yang tidak adil itu.
·         Amat-amati setiap karyawan baru dan cari kelemahannya.
·         Malas-malasan kalau sedang giliran kerja.
Pilihan Proaktif:
·         Bicara sama atasanmu, mengapa karyawan baru itu yang mendapatkan giliran jaga yang lebih baik.
·         Tetap menjadi karyawan pekerja keras.
·         Belajar untuk meningkatkan prestasi.
·         Kalau kamu yakin jalanmu buntu, cari pekerjaan lain.
Perhatikan bahasa reaktif itu merampas kuasa dirimu dan memberikannya kepada orang lain atau hal lain. Kalau kamu bersikap reaktif, sama saja seperti memberikan alat pengendali jarak jauh hidupmu kepada orang lain sambil mengatakan, “Nih, silahkan gonta-ganti suasana hatiku sesukamu”. Sebaliknya, bahasa proaktif meletakan alat pengendali jarak ajuhnya ditanganmu sendiri. Maka kamu bebas memilih, saluran mana yang kamu inginkan.
Bahasa Reaktif:
·         Aku coba deh.
·         Aku memang begitu kok.
·         Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
·         Aku terpaksa.
·         Aku tidak bisa.
·         Kamu merusak hariku.
Bahasa Proaktif:
·         Akan kukerjakan.
·         Seharusnya aku bisa lebih baik dari pada itu.
·         Yuk kita pelajari kemungkinan-kamungkinannya.
·         Aku memilihnya.
·         Pasti ada jalan.
·         Takkan kubiarkan suasana hatimu yang jelek itu menular kepadaku.


Dahulukan Yang Utama, Covey (2001 : 151-161)
Mendahulukan yang utama adalah soal belajar menentukan prioritas dan mengatur waktumu sehingga yang penting didahulukan, bukan ditunda. Tetapi kebiasaan ini sih lebih dari sekedar mengatur waktu. Mendahulukan yang utama juga soal belajar mengatasi ketakutanmu dan bertahan disaat-saat yang sulit. Mendahulukan yang utama itu dalam hidup tentu cukup sulit. Kita bisa punya sederet sarana serta niat baik, tetapi melaksanakannya, sulit.
            Pernahkah kamu mengamas koper dan memperhatikan masih berapa banyak lagi yang bisa kamu muat kedalamnya kalau kamu rapihkan dan atur pakaian-pakaianmu ketimbang asal memasukannya kedalam kopermu? Sungguh mengejutkan. Begitu juga dengan kehidupanmu. Semakin baik kamu menata dirimu, semakin banyak yang bisa kamu kemas kedalam hidupmu. Lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman-teman, lebih banyak waktu untuk sekolah, lebih banyak waktu untuk diri sendiri, lebih banyak waktu untuk hal-hal yang utama bagi mu.
            Saya ingin menunjukan suatu model menakjubkan yang disebut kuadran waktu yang bisa membantumu mengemas lebih banyak (tertama hal-hal yang panting). Kuadran waktu ini terdiri dari dua unsur utama, yaitu “panting” dan “mendesak”.
            Penting merupakan hal-ha yang penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu.
            Mendesak merupakan hal-hal yang menekan, yang menuntut perhatian seera. Secara umum, kita habiskan waktu kita dalam empat kuadran waktu yang berbeda.
1.      Kuadran 1 (penting-mendesak)
Orang-oranga di kuadran ini adalah orang-orang yang suka menunda-nunda. Contohnya seperti:
·         Ujian besok.
·         Teman terluka.
·         Terlambat masuk ekrja.
·         Proyek yang harus diselesaikan hari ini.
·         Mobil mogok.
Perkenalkan orang yang suka menunda-nunda, yang berlama-lama di kuadran 1. Mungkin kamu kenal dia. Motonya adalah “aku akan berhenti menunda-nunda—nanti”. Jangan harap ia mau mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian hingga malam terakhir. Dan jangan harap ia mau meluangkan waktu mengisi bensin; biasanya ia terlalu sibuk menyetir. Orang yang suka menunda-nunda kecanduan kemendesakan. Ia suka menunda-nunda hingga menjadi krisis. Tetapi ia suka seperi itu karena mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Malah, otaknya otaknya takkan bekerja sebelum ada sesuatu keadaan darurat. Ia bisa sukses dibawah tekanan. Merencanakan sebelumnya adalah mustahil bagi orang yang suka menunda-nunda, karena itu akan merusak keseruan mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir.


Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 1 adalah:
·         Stress dan kecemasan.
·         Kelelahan.
·         Prestasi yang biasa-biasa saja.

2.      Kuadran 2 (penting-tidak mendesak)
Orang-orang yang ada di kuadran ini adalah orang-orang yang suka menentukan prioritas. Contohnya seperti:
·         Merencanakan dan menentukan sasaran.
·         PR yang harus selesai dalam minggu ini.
·         Olahraga teratur.
·         Membina hubungan.
·         Relaksasi.
Ini adalah kuadran kesempurnaan tepat dimana kita ingin berada. Kegiatan-kegiatan kuadran 2 penting. Tetapi apakah kegiatan-kegiatan kuadran 2 mendesak? Tidak! Dan itulah sebabnya kita sulit mengerjakannya. Perkenalkan orang yang suka menentukan prioritas. Walaupun ia sama sekali bukan orang sempurna, ia pada dasarnya mawas diri. Ia periksa segala yang perlu sikerjakannya lalu menyusun prioritas, memastikan segala hal yang utama baginya terlaksana duluan dan hal-hal yang kurang penting baginya terlaksana terakhir. Karena ia punya kebiasaan sederhana tetapi ampuh untuk merencanakan dulu, biasanya ia mampu untuk mengendalikan segalanya.
Akibat hidup di kuadran 2:
·         Hidupmu terkendali.
·         Keseimbangan.
·         Prestasi tinggi.

3.      Kuadran 3 (tidak penting-mendesak)
Orang-orang yang hidup di kuadran 3 adalah orang-orang yang “yes man”.
Contohnya seperti:
·         Telepon yang tidak penting.
·         Interupsi.
·         Mesalah kecil orang lain.
·         Tekanan sesama.
Kuadran 3 ini dicirikan oleh berusaha menyenangkan orang dan menanggapi semua keinginan mereka. Kuadran 3 ini menipu karena hal-hal yang mendesak tampaknya penting. Sebenarnya, sering kali tidak. Perkenalkan orang yes man di kuadran 3, yang sungguh sulit mengatakan tidak kepada apapun atau siapapun. Ia begitu berusaha menyenangkan semua orang sehingga biasanya ia akhirnya malah tidak menyenangkan siapapun, termasuk dirinya sendiri. Ia sering kali takluk kepada tekanan sesama karena ia suka menjadi popular dan tidak mau lain dari pada yang lain. Motonya adalah “besok, aku akan bersikap lebih asertif—kalau kamu tidak keberatan”.
Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 3 adalah:
·         Reputasi sebagai “tukang menyenangkan orang”.
·         Kurang disiplin.
·         Merasa seperti keset kaki bagi orang lain yang menginjak-injak.

4.      Kuadran 4 ( tidak penting-tidak mendesak)
Orang –orang yang hidup di kuadran 4 adalah orang-orang yang pemalas.
Contohnya seperti:
·         Terlalu banyak nonton tv.
·         Ngobrol tiada habis-habisnya di telepon.
·         Terlalu banyak main games.
·         Marathon dari mall ke mall.
·         Buang-buang waktu.
Perkenalkan si pemalas yang berlama-lama di kuadran 4.  Ia senang segala sesuatunya yang berlebihan. Seperti terlalu banyak nonton, banyak tidur, banyak main video games, banyak lihat internet. Ia benar-benar pemalas professional. Tidur sampai siang kan butuh keterampilan. Ia benar-benar suka buku komik.malah, ia bisa baca lusinan komik dalam seminggu. Ia tidak pernah punya pekerjaan. Pergi nonton, ngobrol lewat internet, atau mejeng saja adalah bagian dari gaya hidup yang sehat.


Akibat hidup dalam kuadran 4 adalah:
·         Kurang bertanggung jawab.
·         Rasa bersalah.
·         Malas.

Berhasil Mencapai Prestasi Mengagumkan, Deforter & Hernacki (1992 : 22-26).
Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahi yang tak pernah terpuaskan. Dan kita semua mempunyai alat-alat yang kita perlukan untuk memuaskannya. Pernahkah anda memperhatikan seorang bayi yang meneliti dengan seksama sebuah mainan baru? ia memaskanya kedalam mulut untuk mengetahui rasanya. Ia menggoyangkannya, mengangkatnya, dan memutarkanya perlahan-lahan sehingga ia bisa melihat bagaimana setiap sisinya terkena cahaya. Ia meempelkannya di telinga, menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya kembali. Ia menempelkannya ke telinga, menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya kembali, membongkar bagian-bagiannya dan meyelidikinya satu demi satu.
Proses penelitian ini, kini, disebut belajar secara menyluruh (global learning). Global learning merupakan cara efektif dan alamiah bagi seorang manusia untuk mempelajari bahwa otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas-stres. Proses ini juga ditambah dengan faktor-faktor umpan balik yang positif dan rangsangan dari lingkungan, dan anda telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja.
Mari kita lihat beberapa tonggak belajar pada usia awal seorang anak yang normal dan sehat. Peluangnya adalah bahwa anak ini sangat mirip dengan anda dahulu. Saat anda merayakan ulang tahun pertama anda, mungkin anda telah belajar berjalan. Suatu proses yang rumit baik secara fisik maupun mental yang hamper-hampir mustahin untuk dijelaskan dengan kata-kata atau diajarkan tanpa mendemonstrasikannya. Walaupun demikian, anda dapat melakukannya walau dengan berhati-hati terjatuh dan tersandung. Mengapa begitu? Saya yakin, sebagian orang dewasa, mempelajari sesuatu yang baru setelah gagal satu atau dua kali. Jadi, mengapa anda mencoba dan mencoba lagi ketika anda sedang belajar berjalan?
Jawabanyan adalah anda tidak mengenal konsep mengenai kegagalan. Untuk membantu, orang tua anda meyakinkan bahwa anda bisa melakukannya jika terus berusaha dan mereka selalu mendampingi anda untuk mendorong anda. Setiap keberhasilan diakhiri dengan kegembiraan da tepukan, yang meompa diri anda untuk lebih berhsil lagi.
Petunjuk Bagi Orang Awam Tentang Otak Menusia, Deforter & Hernacki (1992 : 26-30).
Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Inilah satu-satunya organ yang sangat berkembang seingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak yang berfungsi dapat tetap aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun.
Otak anda mempunyai tiga bagian dasar: batang atau “otak reptil”, sistem limbik atau “otak mamalia”, dan neokorteks. Masing-masing bagia otak anda bertanggung jawab atas fungsi yang berbeda-beda diantaranya:
1.      Batang atau otak reptilian
·         Fungsi motor sensorik
·         Kelangsungan hidup
·         “hadapi atau lari”
2.      Sistem limbik atau otak mamalia
·         Perasaan/Emosi
·         Memori
·         Bioritmik
·         Sistem kekebalan
3.      Neokorteks atau otak berpikir
·         Berpikir intelektual
·         Penalaran
·         Perilaku Waras
·         Bahasa
·         Kecerdasan yang lebih tinggi

Bagaimana Dan Kapan Kecerdasan Berkembang, Deforter & Hernacki (1992 : 30-36).
Semua kecerdasan yang lebih tinggi, termasuk intuisi, ada dalam otak sejak lahir. Dan selama lebih dari tujuh tahun pertama kehidupan, kecerdasan ini dapat disingkapkan jika dirawat dengan baik.
Agar kecerdasan-kecerdasan ini terawatt secara baik, ada beberapa persyaratan harus dipenuhi:
·         Struktur syaraf bagian bawah harus cukup berkembang agar energi dapat mengalir ketingkat yang lebih tinggi.
·         Anak harus merasa aman secara fisik dan emosional
·         Harus ada model untuk memberikan rangsangan yang wajar
Pada anak yang telah dirawat dengan benar, banyak peosespemikiran yang lebih tinggi dapat terbentang dan berkembang dengan menggembirakan dan mulus. Pada tahap ini, otak motor sensorik (reptile) berkembang sehinga mampu mengaktifkan autopilot (bawah sadar) yang bergerak hanya ketika ada bahaya. Sistem limbik juga sangat berkembang dan terus memonitor keamanan psikologis dan kesehatan emosional. Ketika anak sehat secara emosional, maka ia bebas menggerakkan bagian neokorteks yang lebih tiggi.
Neokorteks terdiri dari 12-15 juta sel saraf, yang disebut neuron. Sel-sel ini dapat berinteraksi dengan sel-sel lain melalui vibrasi desepanjang cabang-cabang, yagn disebut dendrit. Masing-masing neuron dapat berinteraksi dengan neuron-neuron disekitarnya yang berarti bahwa terjadi interaksi yang potensial antara sel-sel dalam satu otak manusia daripada atom-atom diseluruh alam semesta! Interaksi-interaksi ini juga menentukan kemampuan anda untuk belajar.
Kunci penghubung antara dendrit-dendrit adalah suatu zat yang disebut myelin (dalam bahasa Indonesia melin—peny). Tanpa harus terlalu teknis, saya akan memjelaskan bahwa myelin adalah protein lemak yang dikeluarkan oleh otak untuk melapisi hubungan antara dendrit ketika kita mempelajari suatu informasi baru. ini terjadi saat pertama kali penghubung dibuat dan setelah itu, setiap saat ada rangsangan yang cukup dari lingkungan untuk mengaktifkan hubungan itu lagi.
Cara Berpikir Otak Kanan Dan Otak Kiri, DeForter & Hernacki (1992 : 36-42).
Tiga bagian otak anda juga dibagi menjadi belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kini dua belahan ini lebih dikenal sebagai “otak kanan” dan “otak kiri”. Eksperimen terhadap dua belahan otak tersebut telah menunjukan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan mesing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme.
Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistic. Cara berpikirannya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non-verbal, seperti persaan dan emosi. Kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Kedua belahan otak penting artinya, orang yang memanfaatkan kedua belah otak ini juga cenderung “seimbang” dalam setiap aspek kehidupan mereka.belajar terasa sangat mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Karena sebagian besar komunikasi diungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya merupakan spesialisasi otak kiri, bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung berat ke otak kiri. Sesungguhnya, jika anda termasuk kategori otak kiri dan anda tidak melakukan upaya tertentu memasukan beberapa aktivitas otak kanan dalam hidup anda, ketidakseimbangan yang dihasilakannya dapat mengakibatkan anda stres dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk.
Untuk menyeimbangkan kencenderungan masyarakat terhadap otak kiri, perlu dimasukan musik dan estetika dalam pengalaman belajar anda, dan memberikan umpan balik positif bagi diri sendiri. Semua itu menimbulkan emosi positif, yang membuat otak anda lebih efektif. Emosi yang positif mendorong ke arah kekuatan otak, yang mengarah pada keberhasilan, yang mengarah pada kehormatan diri yang lebih tinggi, yang mengarah kepada emosi yang positif—siklus aktif yang mengankat anda lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. (pernahkan anda perhatikan bahwa orang-orang yang sangat berhasil tampak mempunyai penghargaan yang sengat tinggi terhadap seni?)
Selama masa hidup kita, kita semua mempunyai kesimpulan-keismpulan tentang otak kita dan kekuatannya. Mungkin penampilan anda disekolah membuat anda menyimpulkan bahwa otak anda tidak “sebaik” otak siswa-siswi lain yang selalu mendapat nilai baik. Mungkin anda telah memutuskan bahwa otak anda “cocok” dalam beberapa hal, tetapi tidak untuk hal –hal lainnya. Atau mungkin anda baru menyadari bahwa ada beberapa hal yang anda tidak akan pernah mampu mempelajarinya. Karena anda tidak punya otak untuk itu. Semua kesimpulan itu patut disalahkan—dan mungkin salah.
Terlepas dari perbedaan nyata dalam kecerdasan dan tingkat kesuksesan diantara orang-orang, kita semua mempunyai susunan saraf yang sama. Fisiologi otak anda sangat mirip dengan milik orang lain, bahkan juga dengan pemikir-pemikir cemerlang seperti Einstein dan Da Vinci. Ini berarti anda mempunyai peluang yang luar biasa besarnya. Jika anda mengenal seseorang yang menampilkan perilaku yang anda keagumi, atau yang telah mencapai sesuatu yang ingin anda lakukan, anda dapat menggunakan orang itu sebagai model. Dan anda dapat meniru keberhasilan orang itu dengan mengatur pola berpikir dan tubuh anda seperti dia. Para ilmuwan peneliti tentang perilaku menyebut ini sebagai pemodelan (modeling).


Menumbuhkan Sikap Juara, DeForter & Hernacki (1992 : 90-92).
            Berpikir seperti orang juara membuat anda menjadi juara. Inilah pentingnya mengetahui bagimana memupuk sikap juara. Dalam hal ini anda akan belajar bagaimana mengubah negative menjadi positif dan keterbatasan menjadi peluang. Berbicara tentang belajar, apakah asset anda yang paling berharga? Apakah itu kecerdasan anda? Gen anda? Bagaimana pendidikan anda?
            Semua ini berperan dalam kemampuan belajar anda. Tetapi, ada sesuatu yang lain yang dapat mempengaruhi proses belajar lebih dari gabungan semuanya. Aset anda yang paling berharga adalah sikap positif.
            Kalau anda mempunyai harapan yang tinggi terhadap diri anda, harga diri yang tinggi, dan keyakinan bahwa anda akan berhasil, anda akan memperoleh prestasi tinggi. Ada pepatah lama, tetapi masih berlaku: “apa yang anda pikirkan akan menjadi kenyataan”. Seperti kata Henry Ford: “baik anda berpikir anda bisa, atau berpikir anda tidak bisa—anda benar” ”berpikirlah seperti orang juara dan anda akan menang”.
            Mantapkanlah untuk mempunyai sikap positif, dan segalanya akan segera berubah. Kemungkinan akan menjadi probabilitas dan keterbatasan menjadi peluang. Ingat, emosi positif melicinkan jalan menuju sukses.
            Adakah beberapa hal yang ingin anda coba, jika anda yakin anda tak akan gagal? Memulai bisnis sendiri? Mengubah karier? Menulis buku? Kembali ke sekolah? Saya ingin anda berhenti membaca sekarang dan pikirkan tentang empat hal yang ingin anda capai dalam hidup anda. Berhentilah disini.
Kegagalan Adalah Umpan Balik, Deforter & Hernacki (1992 : 92-96).
Yang penting dari pengalaman belajar berjalan adalah cara anda memandang kegagalan. Ini bukan hal besar yang menakutkan dan negative yang membuat anda merasa sedih atau bodoh dan tertahan dalam upaya mencapai tujuan. Ketika anda terjatuh, anda telah berpikir, “ah, betapa malunya aku, semoga ibu tak melihat ku”. Tetapi, sebenarnya setiap kegagalan kecil merupaakan potongan informasi lain yang membawa anda pada keberhasilan. Adalah umpan balik yang anda butuhkan untuk melakukan beberapa perubahan penting dalam teknik anda. Hanya setelah anda belajar segala sesuatu yang anda dapat dari setiap kegagalan, anda dapat memperbaiki kesalahan anda dan mencapai keberhasilan puncak anda.
Anda dapat memulai mencapai tujaun anda sekarang dengan cara yang sama dengan ketika anda belajar berjalan. Sesungguhnya, kalau bukan karena banyaknnya kecamata negative yang menyerang anda setiap hari, anda mungkin akan menjalani hidup dengan mengetahui bahwa anda dapat melakukan apa saja yang telah anda putuskan untuk melakukannya, bagaimanapun sulitnya.
Ketika anda belajar berjalan, mungkin anda mendapat dorongan kuat dari orang-orang dewasa dalam kehidupan anda atau kalau bukan dorongan langsung, setidaknya tidak ada orang yang mengatakan kepada anda, “lupakan saja, kamu tak akan bisa melakukannya, bagaimanapun juga” nantinya, dalam kehidupan anda komentar-komentar dan umpan balik negative mulai bermunculan. Kebanyakan mungkin komentar-komentar ini tidak disengaja oleh orangyang mengatakannya. Sering kali orang ini mempunyai niat yang sangat baik, mencoba untuk mengurangi kesakitan anda. Disepanjang jalan menuju kecakapan dalam setiap subjek atau keterampilan, daribermain basket hingga pemrograman komputer hingga penerbangan pesawat, ada saat-saat ketika anda gagal karena anda belum menguasai aspek pentingnya. Jika anda menganggap kegagalan itu sebagai tanda yang mengatakan, “aku tak dapat melakukannya” maka anda benar sepenuhnya—anda tidak dapat melakukannya. Namun, di lain sisi, jika anda menganggap kegagalan semata-mata sebagai umpan balik—sebagai informasi—maka artinya akan benar-benar berbeda. Apa yang harus anda lakukan adalah belajar dari informasi ini, lalu mengadakan perubahan seperlunya dalam teknik anda. Dengan begitu, akhirnya anda akan berhsil. Hanya sesederhana itu. “ satu-satunya kegagalan dalam hidup adalah kegagalan untuk mencoba”.
Berbicara Pada Diri Sendiri: Psikologi Yang Mementingkan Sikap Positif, DeForter & Hernacki (1992 : 96-102).
Ingat penelitian Jack Canfield, dimana setiap hari kita menerima enam kali lipat komentar negative daripada komentar positif? Bagaimana jadinya hidup anda jika gambaran ini dibalik?
Tentu saja, dunia tidak begitu saja mulai melontarkan berbagai pujian kepada anda tanpa alasan. Pada mulanya, andalah yang harus memberikan pujian untuk diri anda sendiri. Disepanjang jalan menuju kehidupan yang berhasil dan memuaskan, anda harus memberikan semangat kepada diri sendiri, umpan balik yang positif, dan hadiah karena keberhasilan itu. Pendeknya, anda harus memikul tanggung jawab atas pengalaman hidup anda sendiri.
Inilah beberapa pesan positif yang dapat anda berikan kepada diri anda untuk mengatasi halangan di sepanjang jalan menuju tujuan anda:
·         Aku tahu aku dapat melakukan pekerjaan ini.
·         Pikiranku secara unik selalu mampu melakukannya.
·         Aku berjanji untuk menguasai ini.
·         Segala sesuatu mendukungku dalam mencapai tujuanku.
·         Semakin sering aku praktik, semakin baik yang kudapatkan.
·         Aku belajar sesuatu dari setiap kesalahan.
·         Kini aku benar-benar akan meraihnya.
·         Aku menjadi lebih baik setiap hari.
·         Kini aku berada di jalur yang benar.
·         Ini menyenangkan!
·         Otakku dalam semangat yang tinggi.
·         Aku benar-benar bangga dengan diriku.




Kesimpulan:
รน  Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang-orang terbaik dan terpandai merekalah yang memiliki sikap juara. Baik itu pengacara, dokter, insinyur, pendidik, bankir investasi, jurnalis, dan cendekiawan bergelar doktor yang bidangnya pun sulit disebutkan, telah mengakui bahwa soft skill adalah hal tersulit yang pernah harus mereka pelajari. Menguasai soft skill untuk menumbuhkan mental juara membuthkan ketekunan. Seseorang perlu memberi perhatian besar terhadap pribadi dan kariernya. Ini menuntut kejujuran dan sikap kritis terhadap prilaku diri sendiri, serta benar-benar terbuka terhadap umpan balik. Baik itu bersifat positif maupun negatif. Penguasaan keterampilan praktis dan taktis ini tidak bisa terjadi dalam sekejap. Hal ini membutuhkan kerja keras, tetapi hasilnya bisa luar biasa. Dan bersikaplah seperti layaknya sang juara agar tumbuh sikap juara dalam diri kita.

Daftar Pustaka:
Covey, Sean (2001) The 7 Habits, Jakarta: Binarupa Aksara       
DePolter, Bobbi dan Hernacki (1992) Quantum Learning, Bandung: Penerbit Kaifa
Klaus, Peggy (2012) Jangan Anggap Sepele Soft Skills, Jakarta: Penerbit Libri

 
Copyright © 2010 Fatamorgana | Design : Noyod.Com