Cute Rocking Baby Monkey

Minggu, 26 April 2015

Quantum Learning "Berhasil Mencapai Prestasi Mengagumkan"



Berhasil Mencapai Prestasi Mengagumkan, Deforter & Hernacki (1992 : 22-26).
Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahi yang tak pernah terpuaskan. Dan kita semua mempunyai alat-alat yang kita perlukan untuk memuaskannya. Pernahkah anda memperhatikan seorang bayi yang meneliti dengan seksama sebuah mainan baru? ia memaskanya kedalam mulut untuk mengetahui rasanya. Ia menggoyangkannya, mengangkatnya, dan memutarkanya perlahan-lahan sehingga ia bisa melihat bagaimana setiap sisinya terkena cahaya. Ia meempelkannya di telinga, menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya kembali. Ia menempelkannya ke telinga, menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya kembali, membongkar bagian-bagiannya dan meyelidikinya satu demi satu.
Proses penelitian ini, kini, disebut belajar secara menyluruh (global learning). Global learning merupakan cara efektif dan alamiah bagi seorang manusia untuk mempelajari bahwa otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas-stres. Proses ini juga ditambah dengan faktor-faktor umpan balik yang positif dan rangsangan dari lingkungan, dan anda telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja.
Mari kita lihat beberapa tonggak belajar pada usia awal seorang anak yang normal dan sehat. Peluangnya adalah bahwa anak ini sangat mirip dengan anda dahulu. Saat anda merayakan ulang tahun pertama anda, mungkin anda telah belajar berjalan. Suatu proses yang rumit baik secara fisik maupun mental yang hamper-hampir mustahin untuk dijelaskan dengan kata-kata atau diajarkan tanpa mendemonstrasikannya. Walaupun demikian, anda dapat melakukannya walau dengan berhati-hati terjatuh dan tersandung. Mengapa begitu? Saya yakin, sebagian orang dewasa, mempelajari sesuatu yang baru setelah gagal satu atau dua kali. Jadi, mengapa anda mencoba dan mencoba lagi ketika anda sedang belajar berjalan?
Jawabanyan adalah anda tidak mengenal konsep mengenai kegagalan. Untuk membantu, orang tua anda meyakinkan bahwa anda bisa melakukannya jika terus berusaha dan mereka selalu mendampingi anda untuk mendorong anda. Setiap keberhasilan diakhiri dengan kegembiraan da tepukan, yang meompa diri anda untuk lebih berhsil lagi.

referensi:

DePolter, Bobbi dan Hernacki (1992) Quantum Learning, Bandung: Penerbit Kaifa
 

The 7 Habits "Dahulukan Yang Utama"




Dahulukan Yang Utama, Covey (2001 : 151-161)
Mendahulukan yang utama adalah soal belajar menentukan prioritas dan mengatur waktumu sehingga yang penting didahulukan, bukan ditunda. Tetapi kebiasaan ini sih lebih dari sekedar mengatur waktu. Mendahulukan yang utama juga soal belajar mengatasi ketakutanmu dan bertahan disaat-saat yang sulit. Mendahulukan yang utama itu dalam hidup tentu cukup sulit. Kita bisa punya sederet sarana serta niat baik, tetapi melaksanakannya, sulit.
            Pernahkah kamu mengamas koper dan memperhatikan masih berapa banyak lagi yang bisa kamu muat kedalamnya kalau kamu rapihkan dan atur pakaian-pakaianmu ketimbang asal memasukannya kedalam kopermu? Sungguh mengejutkan. Begitu juga dengan kehidupanmu. Semakin baik kamu menata dirimu, semakin banyak yang bisa kamu kemas kedalam hidupmu. Lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman-teman, lebih banyak waktu untuk sekolah, lebih banyak waktu untuk diri sendiri, lebih banyak waktu untuk hal-hal yang utama bagi mu.
            Saya ingin menunjukan suatu model menakjubkan yang disebut kuadran waktu yang bisa membantumu mengemas lebih banyak (tertama hal-hal yang panting). Kuadran waktu ini terdiri dari dua unsur utama, yaitu “panting” dan “mendesak”.
            Penting merupakan hal-ha yang penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu.
            Mendesak merupakan hal-hal yang menekan, yang menuntut perhatian seera. Secara umum, kita habiskan waktu kita dalam empat kuadran waktu yang berbeda.
1.      Kuadran 1 (penting-mendesak)
Orang-oranga di kuadran ini adalah orang-orang yang suka menunda-nunda. Contohnya seperti:
·         Ujian besok.
·         Teman terluka.
·         Terlambat masuk ekrja.
·         Proyek yang harus diselesaikan hari ini.
·         Mobil mogok.
Perkenalkan orang yang suka menunda-nunda, yang berlama-lama di kuadran 1. Mungkin kamu kenal dia. Motonya adalah “aku akan berhenti menunda-nunda—nanti”. Jangan harap ia mau mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian hingga malam terakhir. Dan jangan harap ia mau meluangkan waktu mengisi bensin; biasanya ia terlalu sibuk menyetir. Orang yang suka menunda-nunda kecanduan kemendesakan. Ia suka menunda-nunda hingga menjadi krisis. Tetapi ia suka seperi itu karena mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Malah, otaknya otaknya takkan bekerja sebelum ada sesuatu keadaan darurat. Ia bisa sukses dibawah tekanan. Merencanakan sebelumnya adalah mustahil bagi orang yang suka menunda-nunda, karena itu akan merusak keseruan mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir.


Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 1 adalah:
·         Stress dan kecemasan.
·         Kelelahan.
·         Prestasi yang biasa-biasa saja.

2.      Kuadran 2 (penting-tidak mendesak)
Orang-orang yang ada di kuadran ini adalah orang-orang yang suka menentukan prioritas. Contohnya seperti:
·         Merencanakan dan menentukan sasaran.
·         PR yang harus selesai dalam minggu ini.
·         Olahraga teratur.
·         Membina hubungan.
·         Relaksasi.
Ini adalah kuadran kesempurnaan tepat dimana kita ingin berada. Kegiatan-kegiatan kuadran 2 penting. Tetapi apakah kegiatan-kegiatan kuadran 2 mendesak? Tidak! Dan itulah sebabnya kita sulit mengerjakannya. Perkenalkan orang yang suka menentukan prioritas. Walaupun ia sama sekali bukan orang sempurna, ia pada dasarnya mawas diri. Ia periksa segala yang perlu sikerjakannya lalu menyusun prioritas, memastikan segala hal yang utama baginya terlaksana duluan dan hal-hal yang kurang penting baginya terlaksana terakhir. Karena ia punya kebiasaan sederhana tetapi ampuh untuk merencanakan dulu, biasanya ia mampu untuk mengendalikan segalanya.
Akibat hidup di kuadran 2:
·         Hidupmu terkendali.
·         Keseimbangan.
·         Prestasi tinggi.

3.      Kuadran 3 (tidak penting-mendesak)
Orang-orang yang hidup di kuadran 3 adalah orang-orang yang “yes man”.
Contohnya seperti:
·         Telepon yang tidak penting.
·         Interupsi.
·         Mesalah kecil orang lain.
·         Tekanan sesama.
Kuadran 3 ini dicirikan oleh berusaha menyenangkan orang dan menanggapi semua keinginan mereka. Kuadran 3 ini menipu karena hal-hal yang mendesak tampaknya penting. Sebenarnya, sering kali tidak. Perkenalkan orang yes man di kuadran 3, yang sungguh sulit mengatakan tidak kepada apapun atau siapapun. Ia begitu berusaha menyenangkan semua orang sehingga biasanya ia akhirnya malah tidak menyenangkan siapapun, termasuk dirinya sendiri. Ia sering kali takluk kepada tekanan sesama karena ia suka menjadi popular dan tidak mau lain dari pada yang lain. Motonya adalah “besok, aku akan bersikap lebih asertif—kalau kamu tidak keberatan”.
Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 3 adalah:
·         Reputasi sebagai “tukang menyenangkan orang”.
·         Kurang disiplin.
·         Merasa seperti keset kaki bagi orang lain yang menginjak-injak.

4.      Kuadran 4 ( tidak penting-tidak mendesak)
Orang –orang yang hidup di kuadran 4 adalah orang-orang yang pemalas.
Contohnya seperti:
·         Terlalu banyak nonton tv.
·         Ngobrol tiada habis-habisnya di telepon.
·         Terlalu banyak main games.
·         Marathon dari mall ke mall.
·         Buang-buang waktu.
Perkenalkan si pemalas yang berlama-lama di kuadran 4.  Ia senang segala sesuatunya yang berlebihan. Seperti terlalu banyak nonton, banyak tidur, banyak main video games, banyak lihat internet. Ia benar-benar pemalas professional. Tidur sampai siang kan butuh keterampilan. Ia benar-benar suka buku komik.malah, ia bisa baca lusinan komik dalam seminggu. Ia tidak pernah punya pekerjaan. Pergi nonton, ngobrol lewat internet, atau mejeng saja adalah bagian dari gaya hidup yang sehat.


Akibat hidup dalam kuadran 4 adalah:
·         Kurang bertanggung jawab.
·         Rasa bersalah.
·         Malas.
 



referensi:
Covey, Sean (2001) The 7 Habits, Jakarta: Binarupa Aksara       
 
Copyright © 2010 Fatamorgana | Design : Noyod.Com