Rabu, 08 Juni 2016
Jurnal Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan
Silahkan copy sepuasnya, jangan lupa cantumkan sumber asalnya.
Terima kasih.
Sabtu, 16 April 2016
Persamaan dan Perbedaan ILO 120/1964 dengan UU No. 1/1970
1.
Persamaan
ILO 120/1964 dengan UU No. 1/1970
·
Merupakan
aturan keselamatan kerja bagi badan-badan perniagaan.
·
Menyatakan
bahwa setiap tenaga kerja wajib mendapat perlindungan dari pemerintah.
·
Merupakan
standar kelayakan dan keselamatan kerja.
·
Memperhatikan
kesehatan, kebersihan, dan keamanan lingkungan kerja sesuai dengan tempat
dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
2.
Perbedaan
antara ILO 120/1964 dengan UU No. 1/1970
ILO No. 120/1964
|
UU No. 1/1970
|
Merupakan perjanjian Internasional.
|
Merupakan undang-undang yang berlaku di wilayah
hukum RI.
|
Berlaku bagi semua badan-badan perniagaan di seluruh
dunia.
|
Berlaku bagi badan-badan perniagaan di wilayah hukum
RI.
|
Berisi mengenai kebijakan para pihak dan azas-azas
hukum ILO.
|
Berisi mengenai ruang lingkup, syarat keselamatan, pengawasan,
pembinaaan, dll.
|
Terdiri dari tiga bab.
|
Terdiri dari sebelas bab.
|
Merupakan ratifikasi yang harus disetujui.
|
Ratifikasi di Indonesia yang harus dijadikan
Undang-Undang.
|
3.
Penyebab
lamanya Indonesia meratifikasi aturan tersebut?
Pada
tahun 2003, Indonesia masih belum meratifikasi Konvensi-konvensi ILO yang
berkaitan
dengan K3 kecuali Konvensi ILO No.120/1964 tentang Higiene (Komersial dan
Perkantoran). Tetapi hingga tahun 2000, Indonesia sudah meratifikasi seluruh
Konvensi Dasar ILO tentang Hak Asasi Manusia yang semuanya berjumlah delapan.
Bagaimana
unsur-unsur ILO di Indonesia menangkap Konvensi-konvensi ILO?
Salah
seorang yang diwawancarai menyebutkan bahwa banyaknya standar ketenagakerjaan yang berkaitan dengan K3
menyebabkan timbulnya kebingungan dalam
mengembangkan kebijakan nasional di Indonesia. Seorang narasumber lainnya mengatakan bahwa yang paling penting
bukanlah ratifikasi Konvensi itu sendiri, tetapi pelaksanaan langkah-langkah K3
sebagaimana seharusnya.21
Karena
Indonesia mayoritas masih merupakan negara agraris dengan sekitar 70% wilayahnya
terdiri dari daerah pedesaan dan pertanian, Konvensi ILO yang terbaru, yaitu Konvensi No.184/2001 tentang
Pertanian dan Rekomendasinya,
dianggap merupakan perangkat kebijakan
yang bermanfaat. Tetapi secara
luas Indonesia dipandang tidak
siap untuk meratifikasi Konvensi ini
karena rendahnya tingkat kesadaran K3 di antara pekerja pertanian.
Tingkat pendidikan umum pekerja
pertanian di Indonesia juga rendah, rata-rata hanya 3 sampai 4 tahun di sekolah dasar. Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO), DEPNAKERTRANS, Departemen Pertanian, Dewan K3 Nasional (DK3N) telah
membicarakan cara-cara mengajarkan K3 kepada
petani dengan cara yang sederhana dan efektif. Sebelum Indonesia mempertimbangkan
untuk meratifikasi Konvensi ILO tentang K3 di
bidang Pertanian, terlebih dahulu perlu dilaksanakan program pendidikan
dan pelatihan yang kokoh.22
Referensi:
[21]Myers M; Bab mengenai Industri
dengan Basis Pertanian dan Sumber Daya Alam (Chapter on Agriculture and Natural
Resource Based Industries); dalam Ensiklopedia Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(ILO Encyclopaedia of Occupational Health and Safety); Edisi Keempat; Stellman
JM (Ed); Vol III; ILO; Jenewa; 1998
[22]National Safety Council of Indonesia,
Satu Abad K3; Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia 1900-2000; Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja National; 2000
http://shelanogu.blogspot.co.id/2015/06/perbedaan-dan-persamaan-ilo-1201964-dan.html
Selasa, 28 April 2015
kisah sedih ku "kepergian ibu tercinta"
Hari itu, tepat tanggal 28
oktober 2014. Hari dimana para pemuda mengikrarkan sumpah pemuda. Tapi bagi ku,
tanggal 28 oktober memiliki historis yang berbeda. Tepat tanggal 28 oktober
2014 aku pergi meninggalkan keluarga ku ke Bandung untuk melanjutkan study ku
di politeknik negeri bandung. Aku tak bisa membendung air mata ku. Kesedihan
karena perpisahaan lah yang menyelimuti ku. Namun berbeda dengan kedua orangtua
ku, terutama ibunda tercinta. Aku tak melihat wajah kesedihan terpancar di raut
wajahnya. Yang aku lihat adalah senyuman darinya. Senyuman bangga melihat
anaknya bisa kuliah di dalam keadaana ekonomi yang serba pas-pasan.
28 oktober 2014. Ya,,, itu lah
hari terakhir aku melihat dan mencium tangan kedua orang tua ku untuk sementara
waktu aku pergi menuntut ilmu.
Jam, menit, detik…. Lambat laun
berganti menjadi minggu dan bulan.. Tak tersana aku sudah 1 bulan berada di
kota kembang (bandung). Hingga suatu saat aku merasakan ada hal yang tidak
mengenakan hati. Setiap malam terbayang-bayang akan keluarga di rumah (riau).
Aku tahu akan ada sesuatu yang tidak beres. Malam-malam ku dihantui dengan
bayang-bayang itu. Sejak itu, aku sangat merasa ketakutan jika ada keluarga ku
yang menelpon aku. Yang aku harapkan hanyalah belas kasihan dari allah swt agar
tidak terjadi apa-apa.
Awal desember 2014, aku sangat
ingin pulang untuk berjumpa dengan keluarga ku. Karena pada saat itu aku sudah
cuti hingga masuk awal perkuliahan semester 2. Namun rencana pulang itu gagal
karena praktek small business project yang dimajukan. Yang aku nanti-nantikan
hanyalah liburan lebaran. Aku sangat menanti hari itu dimana aku bisa berkumpul
dengan keluarga besar ku.
Tepat 24 april 2015, hari dimana polban
ulang tahun yang ke 33. Dan tepat 1 bulan menjelang hari ulang tahun ku yang ke
20. Dipagi hari itu aku sedang mengerjakan tugas yang akan di kumpul sebelum
sholat jumat. Ketenangan itu tiba-tiba berubah 180 derajat menjadi ketegangan.
Aku syok berat karena hal yang aku takutkan selama ini terjadi. Hp ku berdering
tertanda ada panggilan dari bibi ku. “wan,,, awan pulang sekarang ya wann,,,
awan pulang sekarang yaa,,, awan pulang sekarang kalau mau lihat ema…” dengan
nada rendah dan terbatah-batah.. aku syok dan tak bisa melakukan apa-apa hingga
2 jam. Hingga akhirnya aku berpikir untuk melakukan shalat gaib. Selepas sholat
gaib aku langsung pulang ke pekan baru melalui pesawat di Jakarta karena pada
hari itu penerbangan dari Bandung di tutup bertepatan dengan KAA-60. Namun
sayang aku tidak bisa melihat ibu ku untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak
menyangka kalau tanggal 28 oktober 2014 aku pergi meninggalkannya untuk
sementara menjadi hari terakhir dimana aku melihat dan mencium tangan ibu ku. 3
bulan lagi menjelang hari raya iduel fitri aku akan pulang berlebaran bersama
keluarga ku. Namun 3 bulan sebelum idul fitri aku sudah pulang. Bukan pulang
untuk berkumpul dengan keluarga besarku. Aku pulang untuk kepergian ibu ku.
“Emaaa,,,,, maafkan aku yang tidak ada disaat ema butuh aku. Maafkan aku karena
aku tidak ada di saat ema di mandikan, disaat ema disholatkan, disaat ema
dikuburkan,,, maafkan aku maa…” kini aku hanya bisa menangis di batu nisan mu.
“Aku rindu Ema.. ema yang bahagia di surga ya… kita kumpul lagi di surganya
allah”. #Barakallah….
"hanya doa yang mampu ku panjatkan dikala ku rindu sosokmu IBU"
Minggu, 26 April 2015
PAPER "MENUNBUHKAN MENTAL JUARA MELALUI SOFT SKILL"
MENUNBUHKAN MENTAL JUARA MELALUI
SOFT SKILL
ARWAN MULYANA
D-3 ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
ABSTRAK
Soft skill merupakan keterampilan hidup
untuk menjadi pribadi yang hangat dan lembut. Soft skill memungkinkan anda
untuk lebih efektif menggunakan kemampuan teknis dan pengetahuan faktual. Soft
skill mencakup spektrum kemampuan dan sifat-sifat manusia yang luas, seperti:
kesadaran diri, dapat dipercaya, berhati nurani, mampu beradaptasi, berpikir
kritis, bersikap, berinisiatif, berempati, percaya diri, berintegritas,
penguasaan diri, kesadaran berorganisasi, bersahabat, berpengaruh, berani ambil
risiko, bisa menyelesaikan masalah, punya jiwa pemimpin, memiliki manajemen
waktu, dan masih banyak lagi. Seseorang juga dapat belajar menumbuhkan mental
juara dalam dirinya melalui soft skill, yaitu salah satunya dengan cara
berpikir seperti orang juara. Berfikir seperti orang juara akan membuat anda
menjadi juara. Inilah pentingnya mengetahui bagimana memupuk sikap juara.
Seseorang akan memiliki rasa optimisme dan kepercayaan diri yang tinggi jika
orang tersebut berpikiran dan memiliki mental juara. Seseorang yang bermental
juara akan mengantarkan orang tersebut kepada jalan kesuksesan. Baik itu sukses
dalam belaja di sekolah atau kampus, maupun sukses dalam dunia kerja. Seseorang
yang bermental juara dapat bersaing dimana pun ia berada. Oleh sebab itu,
sangat penting menerapkan soft skill pada diri kita untuk mencapai kesuksesan.
Keyword:
soft skill, sikap juara.
Kendalikan
Diri Anda, Klaus ( 2012 : 11-14)
“climb every
mountain / ford every stream / follow every rainbow /till you find your dream.”
Apakah lirik lagu ini terdengar akrab di telinga anda? Kadang-kadang ketika
menghadiri konferensi untuk para profesional, saya merasa seperti sedang berada
di dalam sebuah pertunjukan drama kolosal The
Sound Of Music. Para pembicara motivasional berteriak dari atas podium,
“kejar keinginan anda! Jika anda memikirkannya, anda akan memperolehnya.” Saya
berjanji , kalau saya mendengar satu orang lagi mengatakan seperti itu, saya
akan pergi ke puncak gunung di swiss. Mungkin ini lah alasan mengapa saya
mengenal dengan sangat baik orang-orang yang berkata kepada saya seandaianya
saja mereka lebih awal menyadari bahwa bersemangat pada suatu hal bukan berarti
secara otomatis akan memiliki bakat atau kecakapan untuk menjadi sukses dalam
hal tersebut. Bahkan, memiliki ketiganya (semangat, bakat, dan kecakapan) masih
tidak menjamin kesuksesan. Salah satu cara untuk menemukan kebahagian,
pekerjaan sejati, atau semua yang benar-benar tidak akan keberatan menghabiskan
delapan sampai sepuluh jam setiap hari untuk melakukannya, adalah mengenal diri
anda dengan sangat baik.
Menurut
saya, hal yang paling utama adalah periksa diri anda dengan jujur dan cermat.
Setelah lebih dari satu dekade membimbing orang pada awal kariernya, saya
menemukan dari waktu ke waktu bahwa orang-orang yang tidak pernah
menginvestasikan diri berakhir kegagalan dan kesengsaraan. Mereka belum cukup
berpikir tentang jenis tugas apa saja yang mereka ingin integrasikan ke dalam
kehidupan kerja mereka, atau bagaimana kekuatan dan kelemahan mereka bisa
berdampak pada pilihan karier. Itu cukup sederhana, sebenarnya. Mesing-masing
dari kita memiliki talenta khusus yang sesuai untuk jenis karier tertentu daripada
karier yang lain.jika anda mencari lini pekerjaan yang cocok, anda mungkin akan
lebih berkembang. Jika anda mengejar klini kerja yang tidak kompaitbel, anda
diharapkan berjuang lebih keras. Dalam rangka mempelajari dimana anda akan
paling berkenbang, luangkan waktu untuk mengenal diri lebih baik. Pikirkan hal
ini seperti membeli sebuah asuransi khusus yang akan membuat anda tidak begitu
mudah terkena sakit hati, kecamasan, stres, dan kehilangan waktu atau uang.
Ada
yang mengatakan, mengetahui apa yang paling cocok dilakukan hanya membuat
rumit. Awalnya memang tidak selalu jelas dimana letak kekuatan anda, sehingga
diperlukan waktu dan pengalaman untuk mencari tahu. Kadang-kadang memperoleh
pelajaran berharga dari memperhatikan kelemahan kira sendiri. Berikut ini ada
kasus marta yang berusia tiga puluh delapan tahun.
Pada tahun-tahun
awal kariernya, Marta begitu sering berganti pekerjaan sehingga mambuat para
pambeli kerja potensia berpikir ia tidak punya komitmen, bertingkah, atau
seseorang yang mudah bosan. Bahkan, teman-teman kuliah menjulukinya “Si Katak”
akibat seringnya ia berpindah dari satu pekerjaan ke p;ekerjaan lain. Namun,
begitu ia memeriksa kekuatan yang dimilikinya, ia mnyadari seuatu yang sangat
kuat dari dirinya sendiri: bisa kita namakan “fixer-upper” alias “tukang
renovasi” — bukan untuk rumah tua, tetapi bisnis. Saat ia menjelaskan, “saya
pernah memegang berbagai posisi manajemen di perusahaan-perusahaan menengah.
Setiap kali saya bekerja, saya menghabiskan sejumlah besar waktu mencari cara
untuk merombak dan memperbaiki organisasi perusahaan. Begitu segalanya berjalan
lancar, saya segera gelisah dan beralih keperusahaan lain dan mencari tantangan
berikutnya”.
Pada
awalnya, pola ini membuatnya meragukan kemampuannya untuk tetap pada suatu
posisi. Namun, semakin ia memikirkan hal itu, semakin ia menyadari bahwa gairah
dan bakatnya yang sesungguhnya bukanlah sebagai menajer tetapi sebagai orang
psesialis pengembangan bisnis. Jadi, sebelum kebiasaan gonta-ganti pekerjaan
bisa menjadi sebuah masalah karier, ia memutuskan untuk memulai perusahaan
konsultan sendiri, yang kini telah tumbuh menjadi sebuah bisnis yang bernilai
jutaan dolar.
Apakah anda baru mulai atau sudah melesat jauh si sepanjang
lintasan karier, menjadi dan tetap betahan sukses bergantung tidak hanya pada
mengetahui siapa diri anda dan di area mana anda hebat, tetapi juga mengatahui
bagaimana cara orang lain menilai anda – bahkan ketika review kinerja anda sedang buruk. Ini berarti anda menerima
rangkuman penilaian kinerja tahunan anda atau penilaian 360 derajat (sebuah
pendekatan yang menggabungkan umpan balik (feedback)
yang komprehensif dari siapa pun yang berinteraksi dengan anda di tempat kerja
– kolega, pengawas, anggota tim, klien, dan laporan langsung). Gunakan ini sebagai
kesempatan untuk berpikir tentang kompetensi dan prestasi, mengidentifikasi
kesenjangan, dan pastikan anda berada dijalur untuk melakukan apa yang ingin
anda lakukan. Ya, apa yang anda inginkan! Bukan apa yang ada dalam pikiran
pasangan atau bos anda. Selain itu, khususnya ditahun-tahun awalkerja atau
selama transisi besar, pertemuan dengan seorang konselor kerier sangat membantu
dan menguatkan.
Anda
Harus Berintegritas Agar Beruntung, Klaus ( 2012 : 32-34)
Suatu pagi,
ketika saya dan suami saya berlibur di Italia bersama teman-teman, kami bertemu
kelompok wisatawan amerika lain saat sarapan. Salah satu teman saya
bercakap-cakap dengan seorang anggota kelompok itu, seorang dosen bisnis di
sebuah universitas besar di California Selatan. Teman saya menanyakan
pekerjaannya dan si dosen menjelaskan bahwa ia adalah seorang konsultan
pengembangan organisasi dan ia memiliki perusahaan sendiri. Teman saya ingin
tahu terus, kali ini menanyakan dimana ia meraih gelar MBA. Ia berkata bahwa ia
tidak memiliki satu pun gelar itu — nyatanya, satu-satunya gelar perguruan
tunggi yan gia miliki adalah BA dalam psikologi.
“Saya memulainya
di dunia nirlaba, dimana saya menjabat posisi manajemen senior,” jelasnya.
“setelahanak-anak saya lahir, saya ingin sesuatu yang lebih fleksibel dan mudah
seprti melakukan konsultasi proyek. Selama bertahun-tahun, daru sau proyek ke
proyek lainnya hingga sekarang, perusahaankecil saya menguntungkan ini telah
mengirimkan anak-anak ke perguruan tinggi!” teman saya ini tampak kagum, lalu
mengatakan bahwa kisah si professor sangat luar biasa, terutama karena banyak
dari rekan-rekannya dengan gelar Ph.D di bidang bisnis memulai praktik
konsultasi. Namun, tidak satu pun dari usaha mereka yang bisa melejit. “saya
kir anada sangat beruntung,” tutur teman saya.
Salah
satu kesalahan terbesar tentang kesuksesan adalah anggapan bahwa kita sukses
karena keberuntungan. Saya benci ketika orang melihat apa yang telah saya capai
dan mengatakan betapa beruntungnya saya. Keberuntungan tidak hubungannya sengan
hal itu, “kata Betsy, seorang eksekutif periklanan brilian yang menjalankan
agen periklanan miliknya sendiri di Midwestern, setelah saya menceritakan
kepadanya kisah di Italia tadi, “Mohon anda tuliskan dengan jelas di buku anda
tentang peran keberuntungan dalam karier seseorang,” pintanya. “Mungkin ketika
memenangkan lotre, keberuntunganlah yang sedang berperan. Namun, di dalam
bisnis, anda butuh Sembilan kali usaha untk berhasil pada kali yang kesepuluh.
Keberhasilan datang karena memiliki sikap yang benar, bkan dari pengaruh magis
di luar kendali anda.”
Saya sangat
setuju dengan Betsy. Mendapatkan apa yang disebut “keberuntungan” adalah hampir
selalu merupakanhasil dari harapan yang diam-diam telah kita tanamkan. Sementara
keberhasilan tidak diragukan lagi membutuhkann kerja keras, kesadaran diri, dan
bakat, sama pentingnya dengan itu adalah apa yang saya sebut faktor-faktor dari
“membuat keberuntungan sendiri”, yaitu: terbuka untuk mengajar ide-ide baru
pada orang lain, mendengarkan batin anda, percaya apada akan keberhasilan,
meupun mengubah rencana atau prioritas, dan tahu cara mengubah lemon menjadi
limun- hal-hal yang lebih sulit untuk diukur dan lebih berdasarkan pada sikap
seseorang.
Anda tidak dapat
mengundang keberuntungan hanya dengan berangan-angan. Atau seperti yang
dikatakn Betsy, anda harus bagus dulu untuk menjadi beruntung Untungnya, dengan
sedikit usaha, siapa saja bisa menumbuhkan kebiasaan yang akan membawa lebih
benyak keberuntungan ke dalam kehidupan mereka. Jika anda sudah bekerja keras tetapi
masih belum berhasil, mungkin sudah waktunya membuat diri anda lebih beruntung.
Anda dapat
memulainya dengan bertanya kepada diri sendiri:
·
Apakah anda hanya mengerjakan hal-hal
rutin di kantor atau memutuskan untuk menguasai keterampilan baru, mengambil
proyek khusus, dan belajar tentang berbagai aspek perusahaan?
·
Bagaimana terakhir kali anda merespons
atau suatu kegagalan? Apakah anda mampu mengubah tantangan jadi peluang?
·
Kapan terakhir kali anda mendengar
intuisi atau batin dan kapan terkhir kali anda mengabaikannya? Apa hasilnya di
setiap situasi itu?
·
Bila anda bertemu orang-orang baru yang
menarik, apakah anda membuat tali persahabatan yang tulus dengan mereka dan
berupaya untuk tetap berhubungan?
·
Apakah anda benar-benar yakin bahwa anda
akan berhasil? Apakah anda mengharapkan ha-hal positif terjadi pada anda? Jika
tidak, mengapa tidak?
“Ingat,
menjadi beruntung bukanlah hal yang bodoh!”
Bersikaplah
Proaktif, Covey (2001 : 77-83)
Manusia bisa
bahagia bisa tidak tergantung piihannya sendiri. Kebiasaan pertama jadilah
proaktif karena, proaktif adalah kunci untuk membuka segala kebiasaan lainnya,
dan itu sebabnya menjadi kebiasaan nomor 1. Kebiasaan 1 bilang, “Akulah sumber
pensorong diriku sendiri. Akulah kapten hidup ku. Aku bisa memilih dikap.
Akulah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan ataupun ketidak-bahagiaanku
sendiri. Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdirku, bukannya
penumpang”.
Bersika proaktif adalah awal
langkah pertama menuju tercapainya kemenangan pribadi. Coba bayangkan
mengerjakan aljabar sebelum menjumlahkan dan mengurangkan! Mana mungkin. Begitu
juga dalam melatih kebiasaan.
Setiap
harinya kita punya 100 peluang untuk memilih bersikap proaktif atau reaktif.
Setiap saat, cuaca bisa buruk, kamu tidak mendapatkan pekerjaan, adikmu bisa
mencuri blus kamu, kamu bisa kalah dalam pemilihan di sekolah, teman-teman kamu
bisa ngomongin kamu di belakangmu, seseorang bisa mengata-ngatai mu, orang tua
mu bisa melarang kamu menyetir (tanpa alasan yang jelas), kamu bisa mendapatkan
surat tilang di kampus, dan kamu bisa gagal dalam ujian. Jadi, kamu bisa apa?
Apakah kamu kebiasaan bereaksi terhadap hal-hal yang sehari-hari ini, atau,
apakah kamu bersikap proaktif? Ini benar-benar terserah kamu. Kamu tidak perlu
bereaksi seperti orang lain atau seperti yang seharusnya menurut orang lain.
Sudah
berapa kalikah seseorang memotong jalanmu, membuatmu harus merem mendadak?
Lalu, apa yang kamu perbuat? Apa akamu mengumpat-umpat? Maki-maki? Membiarkan
kejadian itu merusak harimu? Tidak bisa tahan kencing? Atau, kamu biarkan saja?
Menertawakannya. Lalu jalan terus. Itu sih terserah kamu.
Orang-orang reaktif membuat pilihan-pilihannya menurut
dorongan hatinya. Mereka seperti sekaleng soda. Kalau kehidupan mengocoknya
sedikit saja, tekanannya menumpuk dan tiba-tiba mereka meledak.
Sedangkan
orang-orang proaktif membuat pilihan-pilihannya menurut nilai-nilai. Mereka
berpikir sebelum bertindak. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan
segala yang terjadi kepada mereka, tetapi mereka bisa mengendalikan reaksi
mereka. Tidak seperti orang-orang reaktif yang penuh karbon, orang proaktif
adalah ibarat air. Dikocok seperti apapun, dibuka tutupnya, takkan terjadi
apa-apa. Takkan terdengar suata mendesis, takkan ada gelembung, takkan ada tekanan,
tetap tenang, dingin, dan terkendali.
Cara
untuk memahami cara berpikir proaktif adalah membandingkan respon-respon yang
proaktif dengan yang reaktif terhadap situasi sehari-hari.
Kejadian satu:
Kamu
mendengar sahabat terbaikmu menjelek-jelekan kamu di depan suatu kelompok. Ia
tidak tahu kalau kamu mendengar percakapannya. Baru lima menit sebelumnya, ia
bicara manis-manis di depan kamu. Kamu merasa tersinggung dan dikhianati.
Pilihan Reaktif:
·
Labrak dia. Lalu pukul dia.
·
Depresi berat.
·
Anggap dia pembohong bermuka dua dan
jangan mau ajak omong lagi selama dua bulan.
·
Balas jelek-jelekan dia.
Pilihan
Proaktif:
·
Maafkan dia.
·
Ajak bicara baik-baik.
·
Jangan digubris dan beri ia kesempatan.
Sadarlah bahwa ia punya kelamahan seperti kamu dan bahwa sesekali kamupun
ngomongin dia tanpa bermaksud buruk.
Kejadian
dua:
Sudah satu tahun kamu bekerja di
toko, dan selama ini kamu sangat setia dan dapat diandalkan. Tiga bulan yang
lalu, masuk karyawan baru. baru-baru ini, ia diberikan giliran jaga Sabtu sore,
yang kamu nanti-nantikan.
Pilihan Reaktif:
·
Habiskan separuh waktumu dengan mengeluh
kepada semua orang terasuk anjingnya, tentang keputusan yang tidak adil itu.
·
Amat-amati setiap karyawan baru dan cari
kelemahannya.
·
Malas-malasan kalau sedang giliran
kerja.
Pilihan
Proaktif:
·
Bicara sama atasanmu, mengapa karyawan
baru itu yang mendapatkan giliran jaga yang lebih baik.
·
Tetap menjadi karyawan pekerja keras.
·
Belajar untuk meningkatkan prestasi.
·
Kalau kamu yakin jalanmu buntu, cari
pekerjaan lain.
Perhatikan
bahasa reaktif itu merampas kuasa dirimu dan memberikannya kepada orang lain
atau hal lain. Kalau kamu bersikap reaktif, sama saja seperti memberikan alat
pengendali jarak jauh hidupmu kepada orang lain sambil mengatakan, “Nih,
silahkan gonta-ganti suasana hatiku sesukamu”. Sebaliknya, bahasa proaktif
meletakan alat pengendali jarak ajuhnya ditanganmu sendiri. Maka kamu bebas
memilih, saluran mana yang kamu inginkan.
Bahasa
Reaktif:
·
Aku coba deh.
·
Aku memang begitu kok.
·
Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
·
Aku terpaksa.
·
Aku tidak bisa.
·
Kamu merusak hariku.
Bahasa
Proaktif:
·
Akan kukerjakan.
·
Seharusnya aku bisa lebih baik dari pada
itu.
·
Yuk kita pelajari
kemungkinan-kamungkinannya.
·
Aku memilihnya.
·
Pasti ada jalan.
·
Takkan kubiarkan suasana hatimu yang
jelek itu menular kepadaku.
Dahulukan Yang Utama, Covey (2001 :
151-161)
Mendahulukan
yang utama adalah soal belajar menentukan prioritas dan mengatur waktumu
sehingga yang penting didahulukan, bukan ditunda. Tetapi kebiasaan ini sih
lebih dari sekedar mengatur waktu. Mendahulukan yang utama juga soal belajar
mengatasi ketakutanmu dan bertahan disaat-saat yang sulit. Mendahulukan yang
utama itu dalam hidup tentu cukup sulit. Kita bisa punya sederet sarana serta
niat baik, tetapi melaksanakannya, sulit.
Pernahkah
kamu mengamas koper dan memperhatikan masih berapa banyak lagi yang bisa kamu
muat kedalamnya kalau kamu rapihkan dan atur pakaian-pakaianmu ketimbang asal
memasukannya kedalam kopermu? Sungguh mengejutkan. Begitu juga dengan
kehidupanmu. Semakin baik kamu menata dirimu, semakin banyak yang bisa kamu
kemas kedalam hidupmu. Lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman-teman, lebih
banyak waktu untuk sekolah, lebih banyak waktu untuk diri sendiri, lebih banyak
waktu untuk hal-hal yang utama bagi mu.
Saya ingin menunjukan suatu model menakjubkan yang
disebut kuadran waktu yang bisa membantumu mengemas lebih banyak (tertama
hal-hal yang panting). Kuadran waktu ini terdiri dari dua unsur utama, yaitu
“panting” dan “mendesak”.
Penting
merupakan hal-ha yang penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang
berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu.
Mendesak merupakan hal-hal yang menekan, yang menuntut
perhatian seera. Secara umum, kita habiskan waktu kita dalam empat kuadran
waktu yang berbeda.
1. Kuadran
1 (penting-mendesak)
Orang-oranga di kuadran
ini adalah orang-orang yang suka menunda-nunda. Contohnya seperti:
·
Ujian besok.
·
Teman terluka.
·
Terlambat masuk ekrja.
·
Proyek yang harus diselesaikan hari ini.
·
Mobil mogok.
Perkenalkan
orang yang suka menunda-nunda, yang berlama-lama di kuadran 1. Mungkin kamu
kenal dia. Motonya adalah “aku akan berhenti menunda-nunda—nanti”. Jangan harap
ia mau mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian hingga malam terakhir. Dan
jangan harap ia mau meluangkan waktu mengisi bensin; biasanya ia terlalu sibuk
menyetir. Orang yang suka menunda-nunda kecanduan kemendesakan. Ia suka
menunda-nunda hingga menjadi krisis. Tetapi ia suka seperi itu karena
mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Malah,
otaknya otaknya takkan bekerja sebelum ada sesuatu keadaan darurat. Ia bisa
sukses dibawah tekanan. Merencanakan sebelumnya adalah mustahil bagi orang yang
suka menunda-nunda, karena itu akan merusak keseruan mengerjakan segalanya pada
menit-menit terakhir.
Akibat
kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 1 adalah:
·
Stress dan kecemasan.
·
Kelelahan.
·
Prestasi yang biasa-biasa saja.
2. Kuadran
2 (penting-tidak mendesak)
Orang-orang yang ada di
kuadran ini adalah orang-orang yang suka menentukan prioritas. Contohnya
seperti:
·
Merencanakan dan menentukan sasaran.
·
PR yang harus selesai dalam minggu ini.
·
Olahraga teratur.
·
Membina hubungan.
·
Relaksasi.
Ini
adalah kuadran kesempurnaan tepat dimana kita ingin berada. Kegiatan-kegiatan
kuadran 2 penting. Tetapi apakah kegiatan-kegiatan kuadran 2 mendesak? Tidak!
Dan itulah sebabnya kita sulit mengerjakannya. Perkenalkan orang yang suka
menentukan prioritas. Walaupun ia sama sekali bukan orang sempurna, ia pada
dasarnya mawas diri. Ia periksa segala yang perlu sikerjakannya lalu menyusun
prioritas, memastikan segala hal yang utama baginya terlaksana duluan dan
hal-hal yang kurang penting baginya terlaksana terakhir. Karena ia punya
kebiasaan sederhana tetapi ampuh untuk merencanakan dulu, biasanya ia mampu
untuk mengendalikan segalanya.
Akibat
hidup di kuadran 2:
·
Hidupmu terkendali.
·
Keseimbangan.
·
Prestasi tinggi.
3.
Kuadran 3 (tidak penting-mendesak)
Orang-orang
yang hidup di kuadran 3 adalah orang-orang yang “yes man”.
Contohnya seperti:
·
Telepon yang tidak penting.
·
Interupsi.
·
Mesalah kecil orang lain.
·
Tekanan sesama.
Kuadran
3 ini dicirikan oleh berusaha menyenangkan orang dan menanggapi semua keinginan
mereka. Kuadran 3 ini menipu karena hal-hal yang mendesak tampaknya penting.
Sebenarnya, sering kali tidak. Perkenalkan orang yes man di kuadran 3, yang sungguh
sulit mengatakan tidak kepada apapun atau siapapun. Ia begitu berusaha
menyenangkan semua orang sehingga biasanya ia akhirnya malah tidak menyenangkan
siapapun, termasuk dirinya sendiri. Ia sering kali takluk kepada tekanan sesama
karena ia suka menjadi popular dan tidak mau lain dari pada yang lain. Motonya
adalah “besok, aku akan bersikap lebih asertif—kalau kamu tidak keberatan”.
Akibat
kebanyakan menghabiskan waktu di kuadran 3 adalah:
·
Reputasi sebagai “tukang menyenangkan
orang”.
·
Kurang disiplin.
·
Merasa seperti keset kaki bagi orang
lain yang menginjak-injak.
4. Kuadran
4 ( tidak penting-tidak mendesak)
Orang –orang yang hidup
di kuadran 4 adalah orang-orang yang pemalas.
Contohnya seperti:
·
Terlalu banyak nonton tv.
·
Ngobrol tiada habis-habisnya di telepon.
·
Terlalu banyak main games.
·
Marathon dari mall ke mall.
·
Buang-buang waktu.
Perkenalkan
si pemalas yang berlama-lama di kuadran 4.
Ia senang segala sesuatunya yang berlebihan. Seperti terlalu banyak
nonton, banyak tidur, banyak main video games, banyak lihat internet. Ia
benar-benar pemalas professional. Tidur sampai siang kan butuh keterampilan. Ia
benar-benar suka buku komik.malah, ia bisa baca lusinan komik dalam seminggu.
Ia tidak pernah punya pekerjaan. Pergi nonton, ngobrol lewat internet, atau
mejeng saja adalah bagian dari gaya hidup yang sehat.
Akibat
hidup dalam kuadran 4 adalah:
·
Kurang bertanggung jawab.
·
Rasa bersalah.
·
Malas.
Berhasil Mencapai Prestasi
Mengagumkan, Deforter & Hernacki (1992 : 22-26).
Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin
tahi yang tak pernah terpuaskan. Dan kita semua mempunyai alat-alat yang kita
perlukan untuk memuaskannya. Pernahkah anda memperhatikan seorang bayi yang
meneliti dengan seksama sebuah mainan baru? ia memaskanya kedalam mulut untuk
mengetahui rasanya. Ia menggoyangkannya, mengangkatnya, dan memutarkanya
perlahan-lahan sehingga ia bisa melihat bagaimana setiap sisinya terkena
cahaya. Ia meempelkannya di telinga, menjatuhkannya ke lantai dan mengambilnya
kembali. Ia menempelkannya ke telinga, menjatuhkannya ke lantai dan
mengambilnya kembali, membongkar bagian-bagiannya dan meyelidikinya satu demi
satu.
Proses
penelitian ini, kini, disebut belajar secara menyluruh (global learning).
Global learning merupakan cara efektif dan alamiah bagi seorang manusia untuk
mempelajari bahwa otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah
seperti spons, menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa
yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas-stres. Proses ini juga
ditambah dengan faktor-faktor umpan balik yang positif dan rangsangan dari
lingkungan, dan anda telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa
saja.
Mari
kita lihat beberapa tonggak belajar pada usia awal seorang anak yang normal dan
sehat. Peluangnya adalah bahwa anak ini sangat mirip dengan anda dahulu. Saat
anda merayakan ulang tahun pertama anda, mungkin anda telah belajar berjalan.
Suatu proses yang rumit baik secara fisik maupun mental yang hamper-hampir
mustahin untuk dijelaskan dengan kata-kata atau diajarkan tanpa
mendemonstrasikannya. Walaupun demikian, anda dapat melakukannya walau dengan
berhati-hati terjatuh dan tersandung. Mengapa begitu? Saya yakin, sebagian
orang dewasa, mempelajari sesuatu yang baru setelah gagal satu atau dua kali.
Jadi, mengapa anda mencoba dan mencoba lagi ketika anda sedang belajar
berjalan?
Jawabanyan
adalah anda tidak mengenal konsep mengenai kegagalan. Untuk membantu, orang tua
anda meyakinkan bahwa anda bisa melakukannya jika terus berusaha dan mereka
selalu mendampingi anda untuk mendorong anda. Setiap keberhasilan diakhiri
dengan kegembiraan da tepukan, yang meompa diri anda untuk lebih berhsil lagi.
Petunjuk Bagi Orang Awam Tentang
Otak Menusia, Deforter & Hernacki (1992 : 26-30).
Otak manusia
adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam
semesta ini. Inilah satu-satunya organ yang sangat berkembang seingga ia dapat
mempelajari dirinya sendiri. Jika dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan
yang menimbulkan rangsangan, otak yang berfungsi dapat tetap aktif dan reaktif
selama lebih dari seratus tahun.
Otak anda
mempunyai tiga bagian dasar: batang atau “otak reptil”, sistem limbik atau
“otak mamalia”, dan neokorteks. Masing-masing bagia otak anda bertanggung jawab
atas fungsi yang berbeda-beda diantaranya:
1. Batang
atau otak reptilian
·
Fungsi motor sensorik
·
Kelangsungan hidup
·
“hadapi atau lari”
2. Sistem
limbik atau otak mamalia
·
Perasaan/Emosi
·
Memori
·
Bioritmik
·
Sistem kekebalan
3. Neokorteks
atau otak berpikir
·
Berpikir intelektual
·
Penalaran
·
Perilaku Waras
·
Bahasa
·
Kecerdasan yang lebih tinggi
Bagaimana Dan Kapan Kecerdasan
Berkembang, Deforter & Hernacki (1992 : 30-36).
Semua
kecerdasan yang lebih tinggi, termasuk intuisi, ada dalam otak sejak lahir. Dan
selama lebih dari tujuh tahun pertama kehidupan, kecerdasan ini dapat
disingkapkan jika dirawat dengan baik.
Agar
kecerdasan-kecerdasan ini terawatt secara baik, ada beberapa persyaratan harus
dipenuhi:
·
Struktur syaraf bagian bawah harus cukup
berkembang agar energi dapat mengalir ketingkat yang lebih tinggi.
·
Anak harus merasa aman secara fisik dan
emosional
·
Harus ada model untuk memberikan
rangsangan yang wajar
Pada
anak yang telah dirawat dengan benar, banyak peosespemikiran yang lebih tinggi
dapat terbentang dan berkembang dengan menggembirakan dan mulus. Pada tahap
ini, otak motor sensorik (reptile) berkembang sehinga mampu mengaktifkan
autopilot (bawah sadar) yang bergerak hanya ketika ada bahaya. Sistem limbik
juga sangat berkembang dan terus memonitor keamanan psikologis dan kesehatan
emosional. Ketika anak sehat secara emosional, maka ia bebas menggerakkan
bagian neokorteks yang lebih tiggi.
Neokorteks
terdiri dari 12-15 juta sel saraf, yang disebut neuron. Sel-sel ini dapat
berinteraksi dengan sel-sel lain melalui vibrasi desepanjang cabang-cabang,
yagn disebut dendrit. Masing-masing neuron dapat berinteraksi dengan
neuron-neuron disekitarnya yang berarti bahwa terjadi interaksi yang potensial
antara sel-sel dalam satu otak manusia daripada atom-atom diseluruh alam
semesta! Interaksi-interaksi ini juga menentukan kemampuan anda untuk belajar.
Kunci
penghubung antara dendrit-dendrit adalah suatu zat yang disebut myelin (dalam
bahasa Indonesia melin—peny). Tanpa harus terlalu teknis, saya akan memjelaskan
bahwa myelin adalah protein lemak yang dikeluarkan oleh otak untuk melapisi
hubungan antara dendrit ketika kita mempelajari suatu informasi baru. ini
terjadi saat pertama kali penghubung dibuat dan setelah itu, setiap saat ada
rangsangan yang cukup dari lingkungan untuk mengaktifkan hubungan itu lagi.
Cara Berpikir Otak Kanan Dan Otak
Kiri, DeForter & Hernacki (1992 : 36-42).
Tiga
bagian otak anda juga dibagi menjadi belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Kini dua belahan ini lebih dikenal sebagai “otak kanan” dan “otak kiri”.
Eksperimen terhadap dua belahan otak tersebut telah menunjukan bahwa
masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan
mesing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu,
walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.
Proses
berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini
sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran
abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur
ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan
fakta, fonetik, serta simbolisme.
Cara
berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistic. Cara
berpikirannya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat
non-verbal, seperti persaan dan emosi. Kesadaran yang berkenaan dengan perasaan
(merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan
bentuk dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Kedua
belahan otak penting artinya, orang yang memanfaatkan kedua belah otak ini juga
cenderung “seimbang” dalam setiap aspek kehidupan mereka.belajar terasa sangat
mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak
yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Karena sebagian
besar komunikasi diungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya
merupakan spesialisasi otak kiri, bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan sains
cenderung berat ke otak kiri. Sesungguhnya, jika anda termasuk kategori otak
kiri dan anda tidak melakukan upaya tertentu memasukan beberapa aktivitas otak
kanan dalam hidup anda, ketidakseimbangan yang dihasilakannya dapat
mengakibatkan anda stres dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk.
Untuk
menyeimbangkan kencenderungan masyarakat terhadap otak kiri, perlu dimasukan
musik dan estetika dalam pengalaman belajar anda, dan memberikan umpan balik
positif bagi diri sendiri. Semua itu menimbulkan emosi positif, yang membuat
otak anda lebih efektif. Emosi yang positif mendorong ke arah kekuatan otak,
yang mengarah pada keberhasilan, yang mengarah pada kehormatan diri yang lebih
tinggi, yang mengarah kepada emosi yang positif—siklus aktif yang mengankat
anda lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. (pernahkan anda perhatikan bahwa
orang-orang yang sangat berhasil tampak mempunyai penghargaan yang sengat
tinggi terhadap seni?)
Selama
masa hidup kita, kita semua mempunyai kesimpulan-keismpulan tentang otak kita
dan kekuatannya. Mungkin penampilan anda disekolah membuat anda menyimpulkan
bahwa otak anda tidak “sebaik” otak siswa-siswi lain yang selalu mendapat nilai
baik. Mungkin anda telah memutuskan bahwa otak anda “cocok” dalam beberapa hal,
tetapi tidak untuk hal –hal lainnya. Atau mungkin anda baru menyadari bahwa ada
beberapa hal yang anda tidak akan pernah mampu mempelajarinya. Karena anda
tidak punya otak untuk itu. Semua kesimpulan itu patut disalahkan—dan mungkin
salah.
Terlepas
dari perbedaan nyata dalam kecerdasan dan tingkat kesuksesan diantara
orang-orang, kita semua mempunyai susunan saraf yang sama. Fisiologi otak anda
sangat mirip dengan milik orang lain, bahkan juga dengan pemikir-pemikir
cemerlang seperti Einstein dan Da Vinci. Ini berarti anda mempunyai peluang
yang luar biasa besarnya. Jika anda mengenal seseorang yang menampilkan
perilaku yang anda keagumi, atau yang telah mencapai sesuatu yang ingin anda
lakukan, anda dapat menggunakan orang itu sebagai model. Dan anda dapat meniru
keberhasilan orang itu dengan mengatur pola berpikir dan tubuh anda seperti
dia. Para ilmuwan peneliti tentang perilaku menyebut ini sebagai pemodelan
(modeling).
Menumbuhkan Sikap Juara, DeForter
& Hernacki (1992 : 90-92).
Berpikir seperti orang juara membuat
anda menjadi juara. Inilah pentingnya mengetahui bagimana memupuk sikap juara.
Dalam hal ini anda akan belajar bagaimana mengubah negative menjadi positif dan
keterbatasan menjadi peluang. Berbicara tentang belajar, apakah asset anda yang
paling berharga? Apakah itu kecerdasan anda? Gen anda? Bagaimana pendidikan
anda?
Semua ini berperan dalam kemampuan
belajar anda. Tetapi, ada sesuatu yang lain yang dapat mempengaruhi proses
belajar lebih dari gabungan semuanya. Aset anda yang paling berharga adalah
sikap positif.
Kalau anda mempunyai harapan yang
tinggi terhadap diri anda, harga diri yang tinggi, dan keyakinan bahwa anda
akan berhasil, anda akan memperoleh prestasi tinggi. Ada pepatah lama, tetapi
masih berlaku: “apa yang anda pikirkan akan menjadi kenyataan”. Seperti kata
Henry Ford: “baik anda berpikir anda bisa, atau berpikir anda tidak bisa—anda
benar” ”berpikirlah seperti orang juara dan anda akan menang”.
Mantapkanlah untuk mempunyai sikap
positif, dan segalanya akan segera berubah. Kemungkinan akan menjadi
probabilitas dan keterbatasan menjadi peluang. Ingat, emosi positif melicinkan
jalan menuju sukses.
Adakah beberapa hal yang ingin anda
coba, jika anda yakin anda tak akan gagal? Memulai bisnis sendiri? Mengubah karier?
Menulis buku? Kembali ke sekolah? Saya ingin anda berhenti membaca sekarang dan
pikirkan tentang empat hal yang ingin anda capai dalam hidup anda. Berhentilah
disini.
Kegagalan Adalah Umpan Balik,
Deforter & Hernacki (1992 : 92-96).
Yang
penting dari pengalaman belajar berjalan adalah cara anda memandang kegagalan.
Ini bukan hal besar yang menakutkan dan negative yang membuat anda merasa sedih
atau bodoh dan tertahan dalam upaya mencapai tujuan. Ketika anda terjatuh, anda
telah berpikir, “ah, betapa malunya aku, semoga ibu tak melihat ku”. Tetapi,
sebenarnya setiap kegagalan kecil merupaakan potongan informasi lain yang
membawa anda pada keberhasilan. Adalah umpan balik yang anda butuhkan untuk
melakukan beberapa perubahan penting dalam teknik anda. Hanya setelah anda
belajar segala sesuatu yang anda dapat dari setiap kegagalan, anda dapat memperbaiki
kesalahan anda dan mencapai keberhasilan puncak anda.
Anda
dapat memulai mencapai tujaun anda sekarang dengan cara yang sama dengan ketika
anda belajar berjalan. Sesungguhnya, kalau bukan karena banyaknnya kecamata negative
yang menyerang anda setiap hari, anda mungkin akan menjalani hidup dengan
mengetahui bahwa anda dapat melakukan apa saja yang telah anda putuskan untuk
melakukannya, bagaimanapun sulitnya.
Ketika
anda belajar berjalan, mungkin anda mendapat dorongan kuat dari orang-orang
dewasa dalam kehidupan anda atau kalau bukan dorongan langsung, setidaknya
tidak ada orang yang mengatakan kepada anda, “lupakan saja, kamu tak akan bisa
melakukannya, bagaimanapun juga” nantinya, dalam kehidupan anda
komentar-komentar dan umpan balik negative mulai bermunculan. Kebanyakan
mungkin komentar-komentar ini tidak disengaja oleh orangyang mengatakannya.
Sering kali orang ini mempunyai niat yang sangat baik, mencoba untuk mengurangi
kesakitan anda. Disepanjang jalan menuju kecakapan dalam setiap subjek atau
keterampilan, daribermain basket hingga pemrograman komputer hingga penerbangan
pesawat, ada saat-saat ketika anda gagal karena anda belum menguasai aspek
pentingnya. Jika anda menganggap kegagalan itu sebagai tanda yang mengatakan,
“aku tak dapat melakukannya” maka anda benar sepenuhnya—anda tidak dapat
melakukannya. Namun, di lain sisi, jika anda menganggap kegagalan semata-mata
sebagai umpan balik—sebagai informasi—maka artinya akan benar-benar berbeda.
Apa yang harus anda lakukan adalah belajar dari informasi ini, lalu mengadakan
perubahan seperlunya dalam teknik anda. Dengan begitu, akhirnya anda akan
berhsil. Hanya sesederhana itu. “ satu-satunya kegagalan dalam hidup adalah
kegagalan untuk mencoba”.
Berbicara Pada Diri Sendiri:
Psikologi Yang Mementingkan Sikap Positif, DeForter & Hernacki (1992 :
96-102).
Ingat penelitian
Jack Canfield, dimana setiap hari kita menerima enam kali lipat komentar
negative daripada komentar positif? Bagaimana jadinya hidup anda jika gambaran
ini dibalik?
Tentu saja,
dunia tidak begitu saja mulai melontarkan berbagai pujian kepada anda tanpa
alasan. Pada mulanya, andalah yang harus memberikan pujian untuk diri anda
sendiri. Disepanjang jalan menuju kehidupan yang berhasil dan memuaskan, anda
harus memberikan semangat kepada diri sendiri, umpan balik yang positif, dan
hadiah karena keberhasilan itu. Pendeknya, anda harus memikul tanggung jawab
atas pengalaman hidup anda sendiri.
Inilah beberapa
pesan positif yang dapat anda berikan kepada diri anda untuk mengatasi halangan
di sepanjang jalan menuju tujuan anda:
·
Aku tahu aku dapat melakukan pekerjaan
ini.
·
Pikiranku secara unik selalu mampu
melakukannya.
·
Aku berjanji untuk menguasai ini.
·
Segala sesuatu mendukungku dalam
mencapai tujuanku.
·
Semakin sering aku praktik, semakin baik
yang kudapatkan.
·
Aku belajar sesuatu dari setiap
kesalahan.
·
Kini aku benar-benar akan meraihnya.
·
Aku menjadi lebih baik setiap hari.
·
Kini aku berada di jalur yang benar.
·
Ini menyenangkan!
·
Otakku dalam semangat yang tinggi.
·
Aku benar-benar bangga dengan diriku.
Kesimpulan:
รน Berdasarkan
data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang-orang terbaik dan terpandai
merekalah yang memiliki sikap juara. Baik itu pengacara, dokter, insinyur,
pendidik, bankir investasi, jurnalis, dan cendekiawan bergelar doktor yang
bidangnya pun sulit disebutkan, telah mengakui bahwa soft skill adalah hal
tersulit yang pernah harus mereka pelajari. Menguasai soft skill untuk
menumbuhkan mental juara membuthkan ketekunan. Seseorang perlu memberi
perhatian besar terhadap pribadi dan kariernya. Ini menuntut kejujuran dan
sikap kritis terhadap prilaku diri sendiri, serta benar-benar terbuka terhadap
umpan balik. Baik itu bersifat positif maupun negatif. Penguasaan keterampilan
praktis dan taktis ini tidak bisa terjadi dalam sekejap. Hal ini membutuhkan
kerja keras, tetapi hasilnya bisa luar biasa. Dan bersikaplah seperti layaknya
sang juara agar tumbuh sikap juara dalam diri kita.
Daftar Pustaka:
Covey, Sean (2001) The
7 Habits, Jakarta: Binarupa Aksara
DePolter, Bobbi dan Hernacki (1992)
Quantum Learning, Bandung: Penerbit Kaifa
Klaus, Peggy (2012) Jangan Anggap Sepele
Soft Skills, Jakarta: Penerbit Libri
Langganan:
Postingan (Atom)